Kamis, 12 Desember 2019

JUAL TANAH DAN BANGUNAN

Jl. Lintas Palembang Prabumulih desa Payakabung kecamatan Ogan Ilir Indralaya Utara Sumatera Selatan. 



Berhubung dengan adanya penjualan dan pembelian properti seperti lahan dan bangunan, untuk itu saya tinjau kembali dan saya informasikan lewat blog ini bahwa kiranya ada saudara dan rekan2 yang berminat untuk mencari tanah yang sedang di jual, investasi, dan lain sebagainya kami membuka kesempatan untuk anda  yang berminat. 
Kami menjual tanah seluas 5000 m²,, disertai itu tanah tersebut memiliki bangunan bertipe rumah biasa, serta memiliki banyak tanaman2 seperti pohon petai besar siap panen sebanyak 2 pohon, pohon mangga siap panen, pohon kelapa siap panen, dan masih banyak lagi. Akses jalan sudah aspal dan di tengah permukiman kampung, untuk info lebih jelas silahkan hubungi no wa 089617180592 

Sabtu, 02 Juni 2018

Dewi Anggraini Viral 2018

Dewi Anggraini 
Salah satu wanita Indonesia terviral karena senyumnya (wanita edukatif termanis) /wanita indonesia










Minggu, 30 April 2017

Dewi Anggraini Konveksi

HomeBloggingBelajar Bisnis OnlineReviewGeneralPortal Download

Home » review » Peluang Bisnis PIN Konveksi lagi booming apa itu Pin Konveksi

Peluang Bisnis PIN Konveksi lagi booming apa itu Pin Konveksi

Akhir-akhir ini seringkali di pesan bbm masuk penawaran pin konveksi, katanya untungnya lumayan, disitu juga disertai testimoni-testimoni penghasilan dari jualan pin konveksi yang cukup menggoda, membuat orang yang membaca promosinya penasaran apakah itu bisnis pin konveksi, berikut ulasannya.

Contoh Produk barang yang ada di daftar pin konveksi

Apa Itu Pin Konveksi sehingga menjadi peluang bisnis yang menguntungkan ?

Pin konveksi adalah kumpulan daftar pin yang dimiliki oleh para distributor atau produsen (pabrik kata lain untuk pabrik yang kecil biasanya disebut konveksi) yang menjual beraneka produk diantaranya distributor baju, tas, sepatu, boneka, matras, gamis, jilbab, wedges, jeans, kaos, celana, jam tangan, kosmetik, parfum,dan produk lainnya yang sudah dikumpulkan dalam 1 file. bentuk pin konveksi ini sama terdiri dari huruf dan angka pada umumnya, cuma ini pin bb pilihan kumpulan pin yang bisa dijadikan supplier online shop karena produk dari pabriknya sehingga untuk harga lebih murah..

Yang menjadi daya tariknya adalah langsung dari produsennya, mendapatkan harga lebih murah, anda bisa bisnis jualan online atau bisa  juga jual ulang kumpulan daftar pin konveksi tersebut.

Jadi laba yang didapat pertama bisa menjual kembali daftar pin bbm dan kedua menjual produk dari koneksi dengan harga beli yang murah.

Daya Tarik lainnya adalah modal hanya 1x untungnya berkali-kali. Dan pin konveksi ini sangat cocok untuk pebisnis atau reseller olshop, karena harga barang yang dijual sangatlah murah jadi bisa mengurangi biaya pengeluaran kita.

Bagaimana Cara menjalankan bisnis pin konveksi ini ?

Cara kerjanya Hanya menjual ulang pin yang kamu beli. anda promosikan di media sosial dan cara-kreatif lainnya.

Misalnya kamu beli pin ini dari admin seharga 400rb lalu kamu menjual pin konveksi ini ke pembeli lain seharga 500rb, kamu sudah dapat keuntungan 100rb,

Ilustrasinya, anggap saja minimal ada 1 orang yang join perharinya.
Dalam 1 minggu 400.000 x 7 = 2.800.000,
dalam 1 bulan 2.800.000 x 4 = 11.200.000.

Bayangkan saja jika yang join lebih dari satu orang perharinya? Gimana gak cepat jadi jutawan muda kalau kita menekuni bisnis pin konveksi ini,

Dan ini no php karena bagi kalian yang masih ragu atau takut coba2 ada KELIPATAN 50 RIBU untuk invit beberapa pin konveksi langsung, dan ini ANDA DI BIMBING SAMPAI BISA DAN FULL TIME

Bisnis ini direkomendasikan sangat cocok buat tambahan penghasilan, buat pelajar dan mahasiswa-mahasiswi karena kerjanya sangatlah mudah, tidak perlu kirim barang via JNE atau pos, tinggal copy paste file saja lalu kirim melalui email.

Kesimpulannya pin konveksi ini bisa kita jadikan bisnis

Dengan berbekal smartphone anda sudah bisa menjalankannya, promosikan via twitter, facebook, wa, line dan media sosialnya, tawarkan kelebihan dari bisnis konveksi ini.

Dimana Tempat untuk mendapatkan Pin Konveksi termasuk panduannnya ?

Dewi anggraini salah satu yang menjual pin bbm konveksi, cocok untuk yg ingin menjadi reseller atau penjual eceran. Terpercaya, harga sangat murah dan barangnya berkualitas. Bisa mendapat keuntungan berlipat ganda.

Berikut kontak yang bisa dihubungi
Nama : Dewi Anggraini
No hp : 089617180592
Pin BB : D7E6CB43 _dewi anggraini konveksi
Jangan takut PHP atau penipuan berikut
Alamat rumah : jl.aligatmir lr.masawah rt 8 rw 3 no 326 kec. Ilir timur 1 palembang sumatera selatan.

Senin, 19 Desember 2016

Pengamatan Design Terhadap Globalisasi Yang di Representasikan oleh Dewi Anggraini

REPRESENTASI GLOBALISASI DALAM IKLAN ANIMASI
(Analisis Semiotika Pengaruh Globalisasi Pada Iklan Animasi Oreo Versi Vampir)









Diajukan Oleh:
Dewi Anggraini
01.12.103

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian
Guna Memperoleh Gelar Sarjana (S1)
Jurusan Ilmu Komunikasi

SKRIPSI

SEKOLAH TINGGI ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK (STISIPOL) CANDRADIMUKA PALEMBANG
2016

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................... i
PENGESAHAN....................................................................................... ii
PERNYATAAN……………………………………………………….. iii
ABSTRAK…………………………………………………………….. iv
MOTO DAN PERSEMBAHAN…………………………………..…. v
KATA PENGANTAR………………………………………………… vi
DAFTAR ISI…………………………………………………………… vii
DAFTAR TABEL……………………………………………………... ix
DAFTAR GAMBAR………………………………………………….. x
BAB I        PENDAHULUAN
Latar Belakang…………………………………………. 1
Identifikasi dan Rumusan Masalah…………………….. 9
Tujuan Masalah………………………………………… 9
Manfaat Penelitian……………………………………... 9
BAB II        TINJAUAN PUSTAKA
        2.1 Periklanan……………………………………………… 11
  2.1.1 Iklan Televisi……………………………………... 12
  2.1.2 Iklan Animasi…………………………………….. 13
         2.2 Semiotika……………………………………………… 14
  2.2.1 Semiotika Charles Sanders Peirce………………... 16
  2.2.2 Semiotika Iklan…………………………………… 17
          2.3 Representasi…………………………………………… 19
          2.4 Globalisasi.……………………………………………. 19
          2.5 Penelitian Terdahulu………………………………….. 21
          2.6 Kerangka Pemikiran………………………………….. 22
BAB III        METODOLOGI PENELITIAN
          3.1 Tempat dan Waktu Penelitian………………………… 23
          3.2 Desain Penelitian…………………………………….... 23
          3.3 Variabel dan Definisi Operasional…………………….. 23
          3.4 Teknik Pengumpulan Data……………………………. 25
          3.5 Teknik Analisis Data………………………………….. 25
          3.6 Sistematika Penulisan………………………………….. 26
          3.7 Jadwal Penelitian………………………………………. 27
BAB IV DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN
4.1 Sejarah Oreo…………………………………………... 29
4.1.1 Sejarah Biskuit Oreo………………………… 29
4.1.2 Sejarah Iklan Oreo…………………………... 31
4.2 Konsep Iklan Oreo…………………………………….. 38
4.3 Segmentasi Iklan Oreo………………………………… 39
4.4 Iklan Oreo versi Vampir……………………………….. 40
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Deskripsi Iklan berdasarkan Teori Semiotika (Charles
Sanders Peirce)……………………………………………. 44
5.2 Tema…………………………………………………... 50
5.3 Alur Cerita……………………………………………. 52
5.4 Analisis Representasi Globalisasi…………………….. 54
5.4.1 Aspek Budaya…………………………..….. 55
5.4.2 Aspek Sosial………………………………… 60
5.4.3 Aspek Politik………………………………... 65
5.4.4 Aspek Ekonomi……………………………... 67
5.5 Komposisi Representasi Globalisasi Dalam Iklan Oreo
versi Vampir……………………………………………… 69
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan……………………………………………. 74
6.2 Saran…………………………………………………… 75
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional……………………………………… 24
Tabel 3.2 Jadwal Penelitian………………………………………… 28
Tabel 4.1 Versi iklan Oreo………………………………………….. 31
Tabel 4.2 Lagu iklan Oreo versi Vampir……………………………. 42
Tabel 5.1 Sistem analisis semiotika (Charles Sanders Peirce) pada iklan Oreo versi Vampir………………………………………… 46
Tabel 5.2 Deskripsi Tema Oreo versi Vampir………………………. 51
Tabel 5.3 Pemeran dalam iklan Oreo versi Vampir…………………. 52
Tabel 5.4 Komposisi Representasi Globalisasi dalam Iklan Oreo versi Vampir……………………………………………………. 69

















DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Biskuit Oreo di Indonesia……………………………….. 1
Gambar 1.2 Biskuit Oreo seperti Yahudi…………………………….. 2
Gambar 1.3 Desain Biskuit Oreo…………………………………….. 3
Gambar 1.4 Biskuit Oreo versi Vampir………………………………. 4
Gambar 1.5 Semua versi Iklan Oreo…………………………………. 6
Gambar 2.1 Model Segitaga Peirce Dalam Lingkungan Semiotika….. 16
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran……………………………………... 22
Gambar 4.1 Logo NABISCO………………………………………… 29
Gambar 4.2 Oreo Versi Afika………………………………………… 32
Gambar 4.3 Oreo Versi Listerin……………………………………….. 32
Gambar 4.4 Oreo Versi Perbandingan Dengan Handphone…………... 33
Gambar 4.5 Oreo Versi Asyiknya Bersama…………………………… 34
Gambar 4.6 Oreo Versi Ogos………………………………………….. 35
Gambar 4.7 Iklan Oreo Versi Nikmati Oreo Sesukamu……………….. 35
Gambar 4.8 Iklan Oreo versi Vampir………………………………….. 39
Gambar 4.9 Iklan Oreo versi Rasa Strowberi………………………….. 39
Gambar 4.10 Foto Owl City (Adam Young) Amerika Serikat………….. 41
Gambar 5.1 Scane adegan iklan Oreo versi Vampir…………………… 44
Gambar 5.2 Gambar pemeran dalam iklan Oreo versi Vampir…………….. 52
Gambar 5.3 Fenomenologi Desain Biskuit Oreo………………………. 54
Korpus 1 Gaya Hidup……………………………………………….. 56
Korpus 2 Pakaian……………………………………………………. 56
Korpus 3 Makanan………………………………………………….. 57
Korpus 4 Minuman………………………………………………….. 57
Korpus 5 Transportasi……………………………………………….. 58
Korpus 6 Nilai kebersamaan………………………………………… 59
Korpus 7 Nilai saing memberi………………………………………. 59
Korpus 8 Tradisi Tari Dansa………………………………………... 60
Korpus 9 Masyarakat………………………………………………... 61
Korpus 10 Golongan………………………………………………… 62
Korpus 11 Lingkungan Hidup………………………………………... 62
Korpus 12 Ilmu Pengetahuan dan Teknologi…………………………. 64
Korpus 13 Teknologi………………………………………………….. 64





















BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Proses penyampaian pesan mengenai informasi suatu produk untuk mempengaruhi khalayak umum melalui suatu media merupakan bagian yang terjadi dalam tata cara berkomunikasi pada iklan, pada hakikatnya iklan televisi selalu menggunakan ide-ide yang imajinatif dan kreatif dalam persaingan promosi untuk menarik konsumen dan terjun dikalangan masyarakat pasar. Pada penelitian ini peneliti membahas tentang iklan Oreo versi Vampir, dengan sistem semiotika penulis memandang suatu permasalahan yang identik dengan penglihatan seperti indra mata, karena dalam suatu objek penelitian (simbol) mempunyai suatu makna, Morissan (2013). Oleh karena itu pandangan ilmu ini digunakan penulis untuk mengkaji iklan Oreo versi Vampir sebagai objeknya.
Gambar 1.1.
Biskuit Oreo di Indonesia


Sumber:https://www.biskuit.oreo.indonesia.com
Terkadang para konsumen tidak mencerna lagi bagaimana bentuk (rupa) dari segi desain terutama pada makanan biskuit Oreo ini, karena sudah dipopulerkan dalam media visual seperti televisi dan rasa terhadap makanan itu sendiri langsung membuat masyarakat menganggap semuanya relevan.
Menurut Suwito (2014) mengungkapkan konspirasi fakta desain biskuit Oreo yakni, adanya konspirasi terhadap makanan yang mengatakan (Oreo Yahudi) karena pada bagian depan biskuit Oreo berwarna hitam tersebut dikatakan adanya simbol mata satu. Tetapi setelah di buktikan dengan benar tidak ada simbol mata satu, hal tersebut karena desain Oreo sangat menarik.
Gambar 1.2
Biskuit Oreo seperti Yahudi

Sumber : www.web.id.blogspot.com (2014)

Dengan bentuk desainnya yang menarik Suwito juga mengatakan pada kata (Oreo) yang ada pada biskuit terdapat tepat 12 bunga, 12 titik, dan 12 strip hal itu disebut sebagai (Lintas Formee) yang mana dahulu Lintas Formee sangat disukai sebagai simbol  Ksatria Templar (Zaman Yunani) diduga keturunan mereka. Fenomena tersebut jatuh pada angka 12 yang artinya angka kuat dalam numerology, tetapi menurut pencipta desain cookie, William A. Turnier tidak ada koneksi apapun yang terkandung.
Gambar 1.3
Desain biskuit Oreo






Sumber : www.web.id.blogspot.com (2014)

Kemudian, perhatikan kata Oreo yang diberikan lingkaran oval pada bagian atasnya serta diberi dua bar garis. Menurut pandangan positif itu merupakan logo dari Nabisco (National Biskuit Company) yang bisa berupa (simbol Eropa awal sebagai kualitas), dengan pandangan negatif seperti Salib Lorraine lambang yang digunakan oleh Ksatria Templar selama Perang Salib. Titik-titik dan bunga dibuat rendering dengan empat daun cengkih adalah simbol lain yang disukai oleh Ksatria Templar. Serta pada sisi biskuit Oreo terdapat 90 garis kecil yang melingkar, hal ini bisa dikatakan pesan tentang hubungan adanya Mesir Freemasonary, dilihat dari sudut lain bisa juga dikatakan sebagai kalori pada coklat tersebut. Dan terakhir di dalam Mitologi Dewa Mesir (Anubis) yang berarti serigala lapar, hal ini dilihat dari nama perusahaan yang membuatnya yakni NABIS-CO dalam sponsor ini Nabisco merupakan singkatan kata dari (National Biscuit Company).
Dari fenomenologi di atas peneliti telah melihat bentuk fisik Oreo  secara nyata, dengan membeli biskuit Oreo lalu mengetahui kebenaran fisik yang ada pada biskuit Oreo serta mengambil salah satu bentuk versi iklan Oreo yaitu Oreo versi Vampir,  yang mana di dalam iklan animasi tersebut menayangkan adanya tangan Vampir, tangan orang Yunani, tangan Raja, tangan hiu, dan mesin seperti tangan, yang tidak berhenti menyambut biskuit Oreo seolah-olah mereka sangat menyukainya dan saling berbagi.
Gambar 1.4
Bikuit Oreo Versi Vampir






Sumber : https://www.biskuit.oreo.indonesia.com

Menurut Qirana (2012) karakter animasi berdasarkan jenisnya yang pertama adalah animasi 2 dimensi yang biasa terdapat pada film kartun seperti Shincan, Looney Tunes, Scooby doo, dan lainnya. Kedua adalah animasi 3 dimensi yang merupakan pengembangan dari animasi 2 dimensi tipe ini memperlihatkan karakternya semakin hidup dan nyata mendekati wujud manusia aslinya seperti film Toy Story, Dinosaurs, Final Fantasy dan lainnya. Cara penyampaian pesan pada iklan biskuit Oreo versi Vampir  menggunakan animasi 3 dimensi berupa material flat design dalam penulisan skripsi ini merupakan desain pemrograman visual yang menggunakan teknik adanya efek sederhana (minimalis) yang terlihat begitu simpel, warnanya bersih, efek animasi yang lembut, serta penggunaan shadow yang tidak berlebihan. Dalam iklan Oreo versi Vampir media yang digunakan untuk menyampaikan informasi menggunakan televisi sebagai (media visual).
Oleh karena adanya budaya yang timbul dari media tersebut maka efek rangsangan globalisasi sangat mungkin terjadi hal ini merupakan salah satu transaksi globalisasi (Barker, 2004) dalam iklan Oreo yang tayang di Indonesia dengan objek seperti Vampir, Hiu, Gurita, dan wanita yang menggunakan pakaian modern yang jelas nyata bukan asal dari budaya Indonesia melainkan dari budaya barat. Menurut Wildan (2013) globalisasi merupakan keadaan (usaha) dimana yang membuat semua negara semakin intensif dalam berinteraksi hingga menciptakan ketergantungan status sosial yang membuat batasan negara semakin sempit.
Dunia barat begitu gencar mendorong arus globalisasi yang ditandai dengan adanya perkembangan teknologi komunikasi, budaya barat sangat identik dengan kebebasan serta budaya lain yang bertolak belakang dengan budaya timur. Sementara budaya lokal khususnya di Indonesia sudah tidak mampu merubah kerangka pemikiran masyarakat ini yang berimplikasi pada sikap dan perilaku, artinya masyarakat akan selalu berupaya meniru gaya budaya barat (Antom : 2013). Menurut Wildan (2014) kebudayaan barat merupakan kebudayaan yang cara pembinaan kesadarannya melalui pemahaman ilmu pengetahuan dan filsafat, dalam kebudayaan yang mengglobalisasi budaya barat memiliki ciri dominan seperti penghargaan terhadap martabat manusia, serta kebebasan prilaku (sifat), penciptaan dan pemahaman teknologi. Wildan (2014) juga mengungkapkan kebudayaan timur merupakan budaya yang cara pembinaan kesadarannya dengan melakukan berbagai macam pelatihan fisik (makanan juga kesopanan perilaku) dan mental (bersemedi, berdoa, beribadah).
Letak perbedaan antara budaya timur dan barat menurut Alhada (2014) secara umum adalah pandangan opini (pendapat), waktu, gaya hidup, relasi hubungan, perayaan pesta, anak, trendi, atasan (pimpinan), transportasi, gaya berwisata, keindahan tubuh ideal, cara menghadapi masalah, bentuk emosional serta tentang kepercayaan diri. Globalisasi berperan langsung melalui dua dimensi yaitu ruang dan waktu, maka dengan istilah tersebut dapat diartikan ruang makin di persempit dan waktu makin di persingkat dalam interaksi komunikasi pada skala dunia. Globalisasi menyangkut pada semua aspek kehidupan yang meliputi sosial, budaya, politik dan ekonomi (Wildan : 2013).
Dalam bedah iklan Oreo menurut Suwito (2015) menjelaskan sejak tahun 1912 merek dagang Oreo itu sudah ada dan diproduksi oleh Nasional Biscuit Company (Nabisco) pertama kali di Amerika Serikat, sebelum itu Nabisco merupakan gabungan dari beberapa perusahaan biskuit dan roti di Amerika pada tahun 1902 pada awalnya perusahaan ini hanya memproduksi biskuit hewan bermerek (Barnum) lama kelamaan akhirnya dikenal dengan Barnum Animals. Kemudian pejabat eksekutif Nabisco membuat trobosan untuk biskuit khusus anak-anak yang akhirnya diputuskan oleh Manajemen Nabisco, lalu dibuatlah biskuit coklat dengan bentuk bulat yang di tengahnya terdapat krim vanilla biskuit ini diberi nama Oreo, sejak pertama Launching tidak berbeda dengan biskuit Oreo yang dikenal sekarang,  hanyalah motif  pada  lempengan   cokelat  biskuit Oreo saja yang berubah. Nabisco tidak pernah mengubah bentuk desain dalam setiap memproduksi dalam beberapa momen atau versi. Adapun versi biskuit Oreo yang pernah tayang di Indonesia sejak tahun 2012  seperti pada penjelasan berikut:
Gambar  1.5
Semua Versi Iklan Oreo






Sumber : Di olah oleh penulis dari berbagai sumber
Oreo versi Afika, tayang pada 6 April 2012 yang menceritakan tentang percakapan dua orang anak kecil yang lugu dengan memakai penutup kepala seperti topi serta memakai baju yang tebal supaya tidak terasa dingin karena mereka akan memakan Oreo ice cream rasa orange. Setelah itu Oreo menayangkan versi Listerin, pada 11 Juli 2012 yang menceritakan tentang iklan animasi dua orang anak perempuan yang sedang memakan biskuit Oreo kemudian mulut mereka terasa dingin seolah adanya pengkolaborasian antara biskuit Oreo dengan Listerin. Pada 12 Agustus 2013 Oreo  menayangkan Versi Perbandingan Dengan Handphone, yang menceritakan tentang seorang anak kecil bersama ayahnya, anak kecil tersebut menantang ayahnya untuk lebih memilih handphone atau oreo, ketika ayahnya memilih handphone, anak pun memilih Oreo. Pada iklan tersebut keuntungan anak memilih Oreo karena bisa dicelupkan  kedalam segelas susu sementara ayahnya tidak berani melakukan hal tersebut.
Setelah itu, iklan Oreo menayangkan versi Asyiknya Bersama, tayang pada 21 Maret 2014 menceritakan tentang sebuah keluarga dengan kondisi santai (in door), tetapi saling menyendiri karena kehadiran Oreo yang dihadirkan oleh wanita dewasa sebagai Ibu rumah tangga, kemudian kedua anaknya berkumpul bersama mereka, dan merasakan kebahagiaan bersama keluarga mereka. Selesai menayangkan versi Asyiknya bersama muncul lagi dengan versi barunya yaitu Ogos (Azizi Kamarulzaman), tayang pada 10 April 2014 menceritakan dua orang anak laki-laki memperebutkan segelas susu untuk dicelupkan bersama biskuit Oreo. Pada 14 April 2015 Oreo kembali hadir dengan versi Nikmati Oreo Sesukamu menceritakan tentang semua orang sedang menikmati biskuit Oreo dengan penuh sensasi, bermain, santai, serta pada saat berkumpul bersama teman. Kemudian muncul Oreo Versi Vampir, pada 9 Agustus 2015 dengan tampilan desain animasi, Vampir yang merubah kepribadiannya dari ingin menggigit seorang wanita karena meminum susu dan memakan biskuit Oreo timbulah kebersamaan dari makhluk seram tersebut, maka dari itu penulis mengambil versi ini dikarenakan objek berasal dari luar negara Indonesia dengan melalui transaksi  globalisasi melalui media. Yang terakhir adalah Oreo Versi Rasa Strowberi, mulai tayang pada 17 Nopember 2015 menceritakan sebuah keluarga melakukan piknik dengan membawa makanan ringan berupa biskuit Oreo rasa strawberi dengan kehadiran Oreo ditengah keluarga mereka menjadi semakin harmonis.
Adapun terdapat pemikiran mengenai tayangan iklan biskuit Oreo versi Vampir yang akan di kaji oleh peneliti mengenai deskripsi hubungan antara Vampir, Hiu, dan Oreo. Pada umumnya Vampir lebih menyukai darah, sementara Hiu lebih menyukai daging di laut. Tetapi di dalam iklan Oreo versi Vampir mengungkapkan bahwa Vampir dan Hiu lebih menyukai biskuit cokelat vanilla dan meminum segelas susu. Dalam penelitian ini peneliti mengidentifikasi bahwa audiens di ajak berfikir serta berimajinasi sebab tipe iklan seperti ini sangat mudah melekat dengan anak-anak, secara tidak langsung penggambaran cerita dapat merangsang imajinasi seseorang dengan adanya tampilan gambar-gambar tersebut akan menstimuli pemikiran audiens tentang hal-hal di luar nalar dan logika akibat peradaban globalisasi dunia yang menyempit. Hal itu akan menuntun peneliti dalam merepresentasikan jawabannya untuk disajikan dalam skripsi ini.
Identifikasi dan Rumusan Masalah
1.2.1 Identifikasi Masalah
Berdasarkan pemaparan yang telah dikemukakan pada latar belakang, maka identifikasi masalah yang timbul, yaitu:
Masih kurangnya pemahaman audiens tentang pengaruh globalisasi terhadap iklan yang menggunakan animasi.
Masih kurangnya penciptaan pemikiran terhadap hubungan antara Vampir kemudian memunculkan ikan hiu yang keduanya tidak berkaitan.

Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah dalam skripsi ini, yaitu:
“Bagaimana globalisasi direpresentasikan dalam iklan Oreo versi Vampir ?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan  aspek identifikasi dan rumusan masalah yang telah peneliti paparkan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:
untuk mengetahui bagaimana analisis semiotika terhadap globalisasi yang direpresentasikan dalam iklan animasi (Analisis semiotika pengaruh Globalisasi pada iklan animasi Oreo versi Vampir).

Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis :
Menyumbangkan pengetahuan tentang analisis semiotika terhadap pengaruh globalisasi pada iklan televisi
Mendorong munculnya penelitian-penelitian selanjutnya yang serupa untuk memperkaya kajian tentang globalisasi yang direpresentasikan.

1.4.2 Manfaat Praktisi
Sebagai bahan masukan bagi masyarakat dalam mengkaji jenis iklan animasi dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagai Syarat memperoleh gelar sarjana S1 Jurusan Ilmu Komunikasi.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Periklanan
Dalam  Faradila  D (2015: 17) definisi  periklanan  menurut institute  prakrtisi periklanan Inggris adalah periklanan merupakan pesan-pesan penjualan yang paling persuasif yang diarahkan kepada (calon) konsumen yang paling potensial atas produk barang atau jasa tertentu dengan biaya paling ekonomis Jefkins (1996: 5). Menurut Kotler (1997: 236) mengartikan periklanan adalah segala bentuk penyajian non-personal dan promosi ide, barang atau jasa oleh sponsor tertentu yang pembiayaannya memerlukan biaya. Menurut Sobur (2009: 110) iklan disampaikan melalui saluran media masa yaitu media cetak (surat kabar, majalah, brosur, dan bildboard) dan media elektronik (Radio, Televisi) pengiriman pesan dalam penjualan produk, sedangkan penerimanya adalah khalayak ramai yang menjadi sasaran.
Dalam membuat program periklanan manager pemasaran harus mengetahui terlebih dahulu motif pembeli dengan mengidentifikasi sasaran pasar. Kemudian membuat lima keputusan utama dalam pembuatan program periklanan yang disebut lima M (Kotler 1997: 236) sebagai berikut :
Mission (misi) : apa tujuan periklanan ?
Money (uang) : berapa banyak yang dapat dibelanjakan ?
Message (pesan) : pesan apa yang harus disampaikan ?
Media (media) : media apa yang digunakan ?
Measuremen (pengukuran) : bagaimana mengevaluasi hasilnya ?

Untuk menciptakan periklanan yang mampu membentuk ekuitas merek dalam penjualan produk dengan adanya rangkaian lima M di atas  dapat juga melakukan  bauran komunikasi pemasaran (marketing communication mix) yang dilaksanakan secara terintegrasi, dengan bauran komunikasi pemasaran dapat menjangkau pasar yang luas (Kotler & Keller, 2009). Adapun tujuan periklanan menurut Kotler (1997: 236) sebagai berikut:
Periklanan menjalankan sebuah fungsi “informasi” biasanya dilakukan secara besar-besaran pada tahap awal suatu jenis produk.
Periklanan menjalankan sebuah fungsi “persuasive” penting.
Periklanan menjalankan sebuah fungsi “pengingat”. Hal ini berfungsi untuk meyakinkan pembeli terhadap produk pilihannya (inforcement advertising).
Ditinjau dari aspek di atas dalam skripsi ini penulis mengungkapkan bahwa, periklanan merupakan cara produksi dan distribusi barang atau jasa berpromosi dalam segi penamaan, pengemasan, serta keunggulan dari produk tersebut, dengan harga yang relatif ekonomis agar bisa terjangkau oleh masyarakat sesuai produk barang atau jasa yang dihasilkan.

Iklan Televisi
Menurut Achmad (2013), mendefinisi periklanan sebagai sebuah bentuk komunikasi untuk memasarkan yang berguna untuk mendorong atau membujuk para penonton, pembaca, pendengar, dan kadang kadang kelompok tertentu dalam mengambil suatu tindakan baru. komersial televisi umumnya di anggap paling efektif dalam segi massal pasar, format iklan seperti yang tercermin dari muatan jaringan televisi harga tinggi untuk komersial (airtime) selama acara televisi yang popular. Dalam Faradila (Elvinaro, 2007:137-139 ) terdapat tiga karakteristik televisi yaitu:
Audio visual, artinya dapat di dengar (suara) dan di lihat (gambar) kedua komponen itu harus sesuai secara harmonis
Pemikiran dalam gambar seperti visualisasi (menerjemahkan kata yang mengandung gagasan) dan penggambaran (kegiatan merangkai gambar sehingga mengandung suatu makna)
Pengoprasian lebih kompleks dan lebih banyak melibatkan orang, di lihat dari alat pengoprasian lebih rumit dan harus dilakukan oleh orang banyak yang terampil.
Dari paparan di atas penulis menarik kesimpulan atas pengertian dasar  bahwa iklan televisi merupakan teknis pemasaran dari sebuah perusahaan yang memperkenalkan produknya baik barang atau jasa untuk lebih dikenal oleh umum supaya mendapatkan kelayakan dimata masyarakat, demi meningkatkan nilai jual dengan bantuan media televisi (visualisasi) sebagai alat penyebar luasan pesan-pesannya.

Iklan Animasi
Menurut Vaughan (2004), animasi adalah usaha untuk membuat presentasi statis menjadi hidup. Animasi merupakan gambar-gamar yang bergerak, dengan kecepatan, arah dan cara tertentu (Soetedjo, 2006). Kata animasi itu sendiri merupakan penyesuaian dari kata (animate), dalam kamus bahasa Inggris – Indonesia berarti menghidupkan (Wojowasito, 1997). Seperti yang diungkpakan oleh (Halls dan Manvell, 1973) mereka mencoba untuk menangkap gerak cepat lari binatang seperti celeng, banteng atau kuda, yang mereka gambarkan menjadi delapan kaki dalam posisi yang berbeda dan bertumpuk.
Dalam skripsi ini penulis menyimpulkan bahwa iklan animasi merupakan tekhnik pemasaran yang menggunakan basis desain animasi dalam berbagai dimensi. Agar kesannya penonton atau konsumen dapat tertarik dalam memberikan nilai kualitas  terhadap produk yang mereka produksikan.

Semiotika
Menurut Nawiroh (2014), Tanda dan simbol merupakan alat dan materi yang digunakan dalam interaksi, sementara komunikasi merupakan proses interaksional dimana pesan (simbol) dikirim dari pengirim (sender) kepada penerima (receiver) untuk mendapatkan pesan efektif maka perlu melakukan pemaknaan terhadap simbol atau lambang, yang direpresentasikan melalui salah satu cabang ilmu yakni semiotika (semiologi), ilmu ini digunakan untuk menginterprestasikan pesan (tanda) dalam proses komunikasi. Pembahasan tentang konsep simbol harus diawali dengan pemahaman konsep tanda (sign). Tanda merupakan unsur yang digunakan untuk mewakili unsur lain.
Menurut Nawiroh (2014) semiotika berawal dari kemampuan yang dimiliki manusia dalam hal berkomunikasi salah satunya menciptakan bahasa simbolik guna memenuhi kebutuhan berinteraksi untuk mengadakan kontak dengan realitas lingkungannya, maka digunakanlah bahasa verbal dan non-verbal sebagai bentuk pesan yang digunakan oleh manusia yang terkait dalam sistem lambang atau simbol. Menurut (Nawiroh 2014: 3) semiotika dikelompokan menjadi tiga bagian tentang tanda yakni :
Semantik (semantics), ilmu yang mempelajari bagaimana sebuah tanda berkaitan dengan yang lain.
Sintaktik (syntatics), ilmu yang mempelajari bagaimana sebuah tanda memiliki arti dengan tanda lain.
Pragmatik (pragmatics), imu yang mempelajari bagaimana tanda digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Nawiroh (2014: 2) adapun pengertian semiotika menurut para ahli adalah sebagai berikut :
Jhon Fiske, (2007: 282) semiotika adalah study tentang pertanda dan makna dari sistem tanda, ilmu tentang tanda (makna yang dibangun dalam teks), atau studi tentang bagaimana tanda dari jenis karya apapun dalam masyarakat mengkomunikasikan makna.
Menurut Culler (1981) semiotika adalah instrumen pembuka rahasia teks dan penandaan karena semiotika adalah puncak logis dari apa yang disebut Derrida sebagai “logosentrisme”.
Nawiroh (2014: 2) Charles Sanders Pierce mendefinisikan semiotika sebagai studi tentang tanda dan segala sesuatu yang berhubungan dengannya, yakni cara berfungsinya, hubungannya dengan tanda-tanda lain, pengirimannya, penerimaannya oleh mereka yang menggunakannya.
Berdasarkan penelitian skripsi ini penulis menyimpulkan dari gagasan para ahli diatas bahwa gambaran semiotika secara umum adalah ilmu yang mengkaji objek (simbol, tanda, dan gambar) sehingga objek tersebut mempunyai makna yang berfungsi untuk melancarkan komunikasi bersifat efektif  bagi  khalayak umum (masyarakat).

Semiotika Charles Sanders Peirce
Nawiroh (2014: 2) Charles Sanders Pierce mendefinisikan semiotika sebagai studi tentang tanda dan segala sesuatu yang berhubungan dengannya, yakni cara berfungsinya, hubungannya dengan tanda-tanda lain, pengirimannya, penerimaannya oleh mereka yang menggunakannya. Maka dari itu konsep ini dikenal dengan model triadic dan konsep trikotominya yang terdiri atas berikut :
Representemen : bentuk yang diterima oleh tanda  Saussure menamakannya (signifer). Representemen juga diistilahkan menjadi sign.
Interpretant : hal ini lebih merujuk kepada makna dari tanda.
Object : suatu yang diawali oleh representamen yang berkaitan dengan acuan. Object dapat berupa representasi mental (ada dalam pikiran), dapat juga berupa suatu yang nyata diluar tanda. (Peirce, 1931 & Silverman, 1983) dalam Chandler.

Gambar 2.1
Model Segitiga Peirce Dalam lingkungan semiotika




Sumber : Nawiroh (2014: 67)

Model segitiga Peirce memperlihatkan masing-masing titik dihubungkan oleh garis dengan dua arah, artinya setiap istilah dapat dipahami dengan hubungan satu ke yang lainnya. Pierce menggunakan istilah yang berbeda untuk menjelaskan fungsi tanda.
Dalam model Peirce, makna dihasilkan melalui rantai dari tanda-tanda (menjadi Interpretant), yang berhubungan dengan model dialogisme Mikhail Bakhtin, dimana setiap ekspresi budaya merupakan respon atau jawaban terhadap ekspresi sebelumnya, dan menghasilkan respon lebih lanjut itu menjadi addressible kepada orang lain (Irvine, 2010). Menurut Peirce, salah satu bentuk tanda (sign) adalah kata. Sesuatu dapat disebut representamen (Tanda) jika memenuhi 2 syarat yakni :
bisa direpresi, baik dengan panca indra maupun dengan pikiran atau perasaan.
berfungsi sebagai tanda (mewakili sesuatu yang lain).

Semiotika Iklan
Iklan merupakan bagian dari komunikasi yang bertujuan untuk menyampaikan pesan, dimana pesan tersebut berisi tentang informasi suatu produk baik barang maupun jasa untuk mempengaruhi khalayak melalui bantuan dari media-media yang ada. Menurut (Sudiana, 1986: 1) iklan adalah salah satu bentuk dari komunikasi yang terdiri atas informasi dan gagasan tentang suatu produk yang ditujukan kepada khalayak agar memperoleh sambutan baik, iklan berusaha untuk memberikan informasi, membujuk dan meyakinkan.
Sebuah iklan memiliki karakter sendiri sehingga memerlukan ide-ide dan konsep kreatif agar pesan persuasif tersebut dapat diterima khalayak. Dalam Nawiroh (2014) tidak ada iklan yang ingin menangkap kehidupan seperti apa adanya, tapi selalu ada mkasud untuk menangkap ideal-ideal sosial, dan  merepresentasikan sebagai suatu yang normatif, seperti kebahagiaan, kepuasan (Danesi, 2010: 58). Di belakang iklan yang baik terdapat terdapat sebuah konsep kreatif, sehingga menjadikan pesannya berbeda dalam merebut perhatian dan mudah di ingat. Hal yang perlu diperhatikan dalam konsep kreatif iklan adalah sebagai berikut :
Tekhnik memproduksi ide
Gagasan secara sadar untuk melupakan pekerjaan dan membiarkan pikiran bawah sadar merenungkan gagasan-gagasan adalah khas dalam proses penulisan kreatif.
Pemikiran Lateral
Proses ini mengeksplorasikan hubungan-hubungan baru, memecahkan pola-pola pemikiran mapan untuk membangkitkan gagasan-gagasan baru dan melepaskan cara-cara pemikiran lama. Konsep ini disebut cara berfikir keluar dari otak (out of the box thingking)
Bercerita
Harus memiliki komponen sebuah cerita pendek, seperti memperkenalkan karakter, mengidentifikasi keterangan dan permasalahan, mengembangkannya menuju konflik kemudian menawarkan pemecahannya, hal ini diberikan oleh produk barang atau jasa yang bersangkutan  untuk berpromosi.

Representasi
Dalam Anggraini (2014), Representasi berasal dari bahasa Inggris (representation), yang berarti makna dalam penggambaran terhadap objek secara tekstual. Secara sederhana representasi dapat diartikan sebagai gambaran mengenai suatu hal yang terdapat dalam kehidupan yang digambarkan melalui suatu media. Representasi menurut (Chris Barker, 2004) adalah konstruksi sosial yang mengharuskan kita mengeksplorasi pembentukan makna tekstual dan menghendaki penyelidikan tentang cara dihasilkannya makna dari berbagai konteks.
Representasi dan makna budaya memiliki materialitas tertentu, mereka melekat pada bunyi, objek, citra, buku, majalah, dan program televisi. Mereka diproduksi ditampilkan, digunakan dan dipahami dalam konteks tertentu (Barker, 2004: 9). Yasraf Amir Piliang (2003: 28) menjelaskan representasi pada dasarnya adalah sesuatu yang hadir, namun menunjukan sesuatu yang di luar dirinya lah yang dia coba hadirkan. Representasi tidak menunjuk kepada dirinya sendiri, namun kepada orang lain (Nawiroh Vera, 2014).

Globalisasi
Dalam Nasrullah (2012: 165) menyatakan warga sebagai audiens global dalam media tradisional seperti radio memiliki target (audiens) yang sangat spesifik, spesifikasi (audience) terjadi karena tipe dari konten media, keluasan jangkauan distribusi media, jumlah produk yang dihasilkan, dan batas geografis tempat media itu berada. Menurut Nasrullah jangkauan globalisasi juga sangat mempengaruhi bagaimana informasi itu bisa lebih terdistribusi dibandingkan dengan media tradisional. Apabila teknologi informasi dapat merubahan kultur dalam masyarakat dikarenakan adanya interaksi yang terjadi antara keduanya (Winarno, 2008: 5). Western Though (1924), menyatakan untuk pertama kalinya dalam sejarah umat manusia, kesadaran akan kesatuan dunia telah menghentikan manusia, budaya barat dan timur telah melebur menjadi satu dan tidak pernah lagi terpisah. Konsep globalisasi menurut Robertson (1992), yakni semakin meningkatnya koneksi global dan pemahaman kita akan koneksi tersebut, ungkapan ini mengacu pada penyempitan dunia secara insentif serta  peningkatan kesadaran kita akan dunia.
Menurut barker (2004), globalisasi merupakan koneksi global, sosial, budaya dan politik yang semakin mengarah keberbagai arah di seluruh penjuru dunia dan merasuk dalam kesadaran kita. Maka dari itu, dalam penulisan skripsi ini mengidentifikasi bahwa globalisasi merupakan tahap peradaban bagi manusia global yang terus berkembang dengan bantuan teknologi informasi dan teknologi komunikasi dapat mempercepat akselerasi proses globalisasi. Dalam Manfred B Steger (2003) menurut Very Short globalisasi dapat didefinisikan sebagai intensifikasi hubungan sosial seluruh dunia ynag menghubungkan jarak area dengan sebuah cara dimana kejadian-kejadian lokal terbentuk oleh peristiwa yang terjadi. Manfred B Steger mengungkapkan adanya fenomena mengenai globalisasi mencakup beberapa aspek wawasan diantaranya yaitu;
Aspek budaya yang mencakup gaya hidup, cara berpakaian, makanan, komunikasi dalam keseharian, transportasi, nilai dan tradisi.
Aspek sosial yang meliputi masyarakat yang ada, melihat kasta, lingkungan pola kehidupan, kesenjangan sosial, ilmu pengetahuan, dan teknologi
Aspek politik mencakup adanya pemerintahan yang bersifat demokratis, bersifat internasional multilateral, penegakan HAM bagi masyarakat, menguatnya penjagaan supermasi sipil seperti tenaga dari keamanan dan adanya regulasi hukum.
Aspek ekonomi meninjau dari segi liberalisme pasar, munculnya perusahaan multinasional dan transnasional, serta adanya monopoly usaha.
Dalam penulisan skripsi ini penulis menyimpulkan bahwa globalisasi merupakan tahap peradaban bagi manusia global yang terus berkembang dengan bantuan teknologi informasi dan teknologi komunikasi guna mempercepat akselerasi proses globalisasi.

2.5  Penelitian  Sebelumnya
Penelitian yang terkait mengenai iklan di media televisi sudah banyak ditemukan sehingga peneliti mendapatkan hasil pustaka yang memiliki kedekatan tema maupun metode, namun dalam penelitian ini belum ada yang mengangkat masalah tentang globalisasi yang direpresentasikan dalam ikan animasi Oreo versi Vampir. Berikut judul yang digunakan oleh peneliti sebagai referensi :
BRAND AMBASSADOR DALAM IKLAN KOSMETIK HALAL (Analisis Semiotika Iklan Kosmetik Wardah Versi “Dewi Sandra_Exclusive In Paris”) oleh Devi Faradila tahun 2014 pada skripsi ini peneliti sebelumnya menggunakan iklan kosmetik dari media televisi untuk memaknai isi pesan.
REPRESENTASI BAKAT YANG TERPENDAM DARI SEORANG WANITA CANTIK TUNA RUNGU DALAM FILM “AYAH MENGAPA AKU BERBEDA” (Analisis Semiotika Terhadap Dinda Hauw) oleh Vidya Anggraini tahun 2014 pada skripsi ini peneliti sebelumnya menggunakan film dari media televisi untuk memaknai isi pesan.
TALK SHOW KOMEDI DI TELEVISI (Analisis Deskriptif Kualitatif Manifestasi Humor “Empat Mata” di TRANS7 Periode 9 April – 9 Mei 2007) oleh Sumarni Bayu Anita tahun 2007 pada skripsi ini peneliti sebelumnya menggunakan talk show komedi salah satu program televisi.
2.6  Kerangka Pemikiran
Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah peneliti kemukakan sebelumnya, maka kerangka konseptual yang menjadi bahan acuan penelitian skripsi yaitu:
      Gambar  2.2
Kerangka pemikiran






BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu penelitian dilakukan selama 3 bulan, yaitu pada bulan Desember 2015 sampai dengan Februari 2016 di rumah peneliti yakni 13 Ilir lr.Masawah Tengah Ilir Timur 01 Palembang. Dengan cara mengamati dan menonton tayangan iklan “Oreo versi Vampir” yang sudah mulai tayang pada 9 Agustus 2015.

3.2 Desain Penelitian
Desain penelitian dengan menggunakan metode pendekatan kualitatif yakni data yang digunakan dalam penelitian ini bukan merupakan data statistik melainkan data yang bersifat deskriptif dengan kata-kata bukan angka (Wibowo, 2012: 21). Dengan cara observasi dan dokumentasi peneliti ingin mendeskripsikan secara jelas atas isi makna terhadap pengaruh Globalisasi pada iklan animasi “Oreo versi Vampir”.

3.3 Variabel dan Definisi Operasional
Variabel dalam penelitian ini adalah variabel mandiri atau tunggal yaitu Representasi Globalisasi Pada  Iklan Animasi (Analisis Semiotika Pengaruh Globalisasi Pada Iklan Animasi Oreo Versi Vampir). Adapun definisi konsep berdasarkan hasil dari tinjauan pustaka yang gunakan yaitu :
Representasi merupakan gambaran dari hasil pemaknaan secara tekstual terhadap objek yang digunakan.
Globalisasi merupakan suatu proses sosialisasi bagi manusia global yang terus berkembang dengan bantuan teknologi informasi dan komunikasi tanpa mengenal batasan wilayah.
Iklan Animasi merupakan teknik pemasaran yang menggunakan basis desain animasi dalam berbagai dimensi yang merujuk pada visualisasi.
Analisis Semiotika merupakan ilmu yang mengkaji objek seperti simbol, tanda, dan gambar sehingga objek tersebut mempunyai makna yang berfungsi melancarkan komunikasi efektif  bagi  khalayak umum (masyarakat).
Oreo versi Vampir merupakan iklan televisi yang menayangkan sebuah biskuit dengan menggunakan tampilan desain animasi dan Vampir sebagai tokohnya, iklan tersebut  muncul pada 9 Agustus 2015.
Menurut hasil tinjauan pustaka dari Teori Globalisasi yang diungkapkan oleh Manfred B Steger sebagai dosen study global yang mengulas fenomena perubahan globalisasi, dapat dikatakan dalam definisi operasional berdasarkan variabel dalam penelitian ini yaitu :
Tabel 3.1
Definisi Operasional
Variabel
Dimensi
Indikator

Representasi globalisasi dalam iklan animasi (Analisis semiotika pengaruh globalisasi pada iklan animasi Oreo versi Vampir

Aspek Budaya
Gaya hidup
Pakaian
Makanan
Komunikasi
Transportasi
Nilai dan tradisi

Aspek Sosial
Masyarakat
Golongan
Lingkungan hidup
Kesenjangan sosial
Ilmu pengetahuan dan Teknologi

Aspek Politik
Pemerintahan demokratis
Internasional multilateral
Penegakan HAM
Menguatnya supremasi sipil
Timbulnya kerja sama antar negara

Aspek Ekonomi
Pasar bebas
Adanya perusahaan multinasional dan transnasional
Adanya monopoli usaha


Tekhnik Pengumpulan Data
1. Data primer, Data yang diperoleh dari rekaman video yang di download dari media internet yang berupa satu buah flashdisk dan kemudian memilih gambar adegan yang diperlukan untuk penelitian.
2. Data skunder, data yang diperoleh dari literatur-literatur yang mendukung data primer yaitu internet, artikel, majalah, buku, dan lainnya yang berhubungan dengan penelitian.

Tekhnik Analisis Data
Tehnik analisis data yang digunakan yaitu analisis semiotika ilmu yang mempelajari tanda (sign) berfungsinya tanda dan produksi makna (Tinarbuko,2009:12). Serta mengamati pola yang terjadi dengan cara menginterprestasikannya kedalam pengaruh globalisasi yang terjadi pada objek.

Sistematik Penulisan
Sistematika penulisan dalam skripsi ini diuraikan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini penulis menguraikan mengenai latar belakang penelitian  menyangkut fenomenologi yang terjadi serta di lengkapi dengan identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menguraikan mengenai konsep-konsep yang menjadi landasan pokok pendekatan teori dalam penelitian, yaitu konsep-konsep mengenai komunikasi yang berhubungan dengan penelitian seperti penelitian terdahulu serta kerangka pemikiran.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Pembahasan pada bab ini terdiri dari waktu dan tempat penelitihan, desain penelitian, variable penelitian, definisi operasional, tekhnik pengumpulan data, teknik analisis data, sistematika penulisan, serta  jadwal penelitian.
BAB IV PROFIL OBJEK PENELITIAN
Bab ini membahas tentang gambaran umum objek penelitian yang mengenai sejarah asal usul biskuit Oreo sampai pada versi vampir yang akan di analisis pada penelitian ini.

BAB V   PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan mengenai hasil analisis dan pembahasan yang dilakaukan dalam penelitian ini tentang representasi globalisasi dalam iklan animasi (analisis semiotika pengaruh globalisasi pada iklan animasi Oreo versi Vampir.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bahasan penutup yang terakhir ini penulis membuat suatu kesimpulan dan saran atas penelitian yang dilakukan, guna memperjelas hasil dari tujuan penelitian yang telah dilakukan dan diketahui dalam pembahasan dari seluruh bab secara terinci.
DAFTAR PUSTAKA
Hal ini untuk mengolah semua pengutipan dari narasumber yang digunakan seperti buku, majalah, skripsi, internet, dan lain sebagainya, yang terdiri dari pengarang, tahun terbit, judul, serta penerbitnya.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran ini dilengkapi dengan format lembaran-lembaran dokumentasi yang mendukung  penyusunan dalam penulisan skripsi.

Jadwal Penelitian
Waktu untuk penelitian skripsi ini dilaksanakan peneliti selama tiga bulan yang dimulai dari bulan Desember 2015 hingga Februari 2016. Adapun rancangan jadwal kegiatan penelitian skripsi ini sebagai berikut:

Tabel 3.2
Jadwal Penelitian
Rancangan Kegiatan
Waktu Penelitian

Desember 2015
Januari 2016
Februari 2016
Maret 2016
April 2016
Mei 2016

1-2
3-4
1-2
3-4
1-2
3-4
1-2
3-4
1-2
3-4
1-2
3-4

Pengajuan Judul
X










Prapenelitian

X
X









Penulisan Proposal

X
X







Bimbingan Proposal

X
X
X
X






Seminar Proposal



X





Penulisan Skripsi





X
X
X
X

Bimbingan Skripsi






X
X
X

Sidang Skripsi









X









BAB IV
DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN
(Iklan Oreo versi Vampir)
4.1  Sejarah Oreo
4.1.1 Sejarah Biskuit Oreo
Dalam Wikipedia (2015) menjelaskan pada tahun 1900-an Oreo sudah ada di negara Amerika dan Eropa tetapi belum terkenal di kalangan masyarakat luas, pada tahun 1898 beberapa perusahaan pembuat roti dan biskuit di Amerika bergabung menjadi satu membentuk sebuah perusahaan baru yang dinamakan Nasional Biscuit Company (NABISCO).
Gambar 4.1
Logo NABISCO

Sumber: Wikipedia.org
Sebagai produksi awal Nabisco hanya memproduksi biskuit untuk hewan bermerek Barnum, lama kelamaan akhirnya dikenal dengan Barnum Animals. Perusahaan Nabisco membuat Barnum Animals menjadi terkenal karena adanya kemasan berupa kotak kecil yang didesain menyerupai kandang hewan dengan tali yang terikat serta menggantung di pohon. Barnum inilah yang melambungkan dana Nabisco hingga pejabat eksekutif Nabisco menciptakan  terobosan untuk membuat biskuit khusus anak-anak yang akhirnya diputuskan oleh Manajemen Nabisco, hal ini terjadi pada tahun 1912  kemudian perusahaan Nabisco menciptakan sebuah biskuit dengan dua lempengan hitam dan memiliki lapisan krim vanilla putih ditengahnya, biskuit ini diberi nama Oreo. Berdasarkan beberapa sumber arti nama Oreo ini tidak ketahui. Menurut Wikipedia (2015) Arti dan maksud dari nama “Oreo” sendiri sampai sekarang ini belum bisa ditafsirkan secara pasti, bahkan sampai sekarang orang-orang  Nabisco tidak bisa mengklarifikasi asal - usul kata Oreo. Berdasarkan pendapat sebagian pekerja Nabisco mengatakan  nama Oreo dihasilkan dari gabungan dua kata “re”  yang diambil dari kata cream dan huruf “o” berdasarkan kata chocolate, namun sebagian besar orang Perancis mengatakan “or” yang berarti emas seperti warna kemasan Oreo pada masa awal produksinya. Bahkan ada juga yang percaya nama Oreo tidak memiliki arti sama sekali nama tersebut hanya sekedar dibuat untuk mempermudah penyebutannya saja. Meskipun makna kata Oreo belum diketahui secara pasti, namun biskuit Oreo lebih disukai oleh masyarakat dari tahun 1912 sampai dengan sekarang.
Sejak pertama launching produksi awal Oreo  tidak berbeda dengan biskuit Oreo yang dikenal sekarang,  hanyalah motif  pada  lempengan   hitam  biskuit Oreo saja yang berubah. Nabisco tidak pernah mengubah bentuk desain dalam setiap produksi di beberapa momen atau versi. Biskuit Oreo yang kini popular dikalangan  masyarakat karena rasanya yang banyak digemari orang dan terkadang  Oreo dipakai untuk membuat menu baru seperti es cream, milk shake, pancake, sampai pizza. Sehingga pada saat ini tercipta berbagai menu pada rasa Oreo sendiri seperti cookies, cream, vanilla, cheese pancake, dan lain sebagainya.

4.1.2 Sejarah Iklan Oreo
Dalam perkembangan biskuit Oreo di atas, Oreo menjadi brand yang sangat dekat dengan masyarakat. Agar selalu dekat dengan konsumen, Oreo menjalin brand relationship lewat hal yang disukai banyak orang seperti pada film Shrek, Hulk, dan X-Man Oreo mengeluarkan produk yang temporal untuk mendukung kegiatan promosi film tersebut. Selain itu di beberapa tempat, Oreo juga membuat produk temporal dalam rangka Halloween pada tahun 1991, Natal pada tahun 1995, dan Double Stuff  di tahun 1975 dengan disertai warna original Oreo hitam dan putih sebagai brand dari Oreo sendiri.
Kemudian seiring berkembangnya teknologi, di tahun 2000-an Nabisco memperkenalkan brand merek Oreo mereka dengan menggunakan periklanan dari pertelevisian yang ada sejak tahun 2008 dan baru melambung di tahun 2012 dengan tema Oreo versi Afika. Berikut beberapa versi iklan Oreo yang mulai populer sejak tahun 2012 :
Tabel 4.1
Versi iklan Oreo

No.
Versi iklan Oreo
Tanggal tayang
Lama durasi

1.
Afika
6 April 2012
00:00:31

2.
Listerin
11 Juli 2012
00:00:32

3.
Perbandingan dengan Handphone
12 Agustus 2013
00:00:30

4.
Asyiknya Bersama
21 Maret 2014
00:00:30

5.
Ogos
10 April 2014
00:00:31

6.
Nikmati Oreo Sesukamu
14 April 2015
00:00:16

7.
Vampir
9 Agustus 2015
00:01:01

8.
Rasa Strowberi
17 Nopember 2015
00:01:00

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, awal mula kepopuleran iklan Oreo ini dikarenakan iklan Oreo yang diperankan oleh artis cilik bernama Afika (Amanina Afiqah Ibrahim) gadis cilik kelahiran 6 Januari 2006 ini mampu mengeksistensikan nama Oreo melalui salah satu versi tayangan iklan biskuit Oreo. Versi Afika ini menceritakan tentang percakapan Afika dan teman sebayanya yang lugu, berikut sekilas percakapan awal mereka :
Teman : Afika…? (datang menghampiri Afika yang tengah belajar dengan menggunakan baju tebal dan membawakan sesuatu untuk Afika)
Afika : Apa.
Teman : Ada yang baru ni, pakai ini dulu ya.. (sambil memakaikan Afika shal dan topi)
Gambar 4.2
Oreo versi Afika
Sumber : http://youtube.com

Teman Afika memakaikan shal dan topi tersebut dengan maksud agar mereka tidak kedinginan ketika mereka  memakan biskuit Oreo bersama, suatu ketika mereka memakan biskuit dengan konsep diputar, dijilat, dan dicelup seketika  itu juga mereka merasakan Oreo ice cream rasa orange disertai dengan sensasi dingin yang diciptakan oleh biskuit sehingga mereka berdua merasakan nikmat yang luar biasa.
Gambar 4.3
Oreo versi Listerin
Sumber : http://youtube.com
Setelah kemunculan iklan Oreo versi Afika, perusahaan Kraft Indonesia menayangkan versi listerin pada 11 Juli 2012, tayangan iklan Oreo versi listerin ini tata cara penyapaan awalnya hampir sama dengan yang disajikan oleh iklan Oreo versi Afika, iklan ini juga diperankan oleh dua orang anak kecil dan yang membedakan hanyalah iklan Oreo versi listerin digambarkan dalam bentuk animasi serta pada tagline yang digunakan pemeran pada versi listerin  yakni “diputar, dijilat, digigit, dan dikumur kumur” kemudian pada mulut mereka terasa seolah adanya pengkolaborasian antara biskuit Oreo dengan listerin.
Gambar 4.4
Oreo versi perbandingan dengan handphone

Sumber : http://youtube.com

Pada 12 Agustus 2013 Oreo  menayangkan Versi Perbandingan Dengan Handphone, yang menceritakan tentang seorang anak kecil bersama ayahnya, anak kecil tersebut menantang ayahnya. Ketika Oreo bisa diputar maka ayahnya pun bisa memutar handphone miliknya, ketika anak mencoba untuk menjilat biskuit Oreo maka ayahnya pun bisa melakukan hal tersebut, dan ketika anak mencelupkan biskuit Oreo dalam segelas susu maka ayahnya pun tidak sanggup melakukan hal tersebut. Hal yang mereka lakukan merupakan perbandingan handphone dan Oreo, ketika ayahnya memilih handphone, anak pun memilih Oreo. Pada iklan tersebut keuntungan anak memilih Oreo karena bisa dicelupkan  kedalam segelas susu sementara ayahnya tidak berani melakukan hal tersebut, dengan kehadiran Oreo di tengah mereka, ayah tersebut memuji kecerdasan anaknya.
Gambar 4.5
Oreo versi Asyiknya Bersama

Sumber : http://youtube.com
Setelah itu, iklan Oreo menayangkan versi Asyiknya Bersama, yang tayang pada 21 Maret 2014 menceritakan tentang sebuah keluarga dengan kondisi santai (in door) tetapi sulit menyisakan waktu luang bagi keluarga, dalam versi asyiknya bersama memunculkan sebuah inisiatif untuk mendorong keluarga meluangkan momen kebersamaan setiap harinya, dalam iklan ini sosok ibu menjadi social engineer yang dapat menyatukan semua anggota keluarganya yang ada di rumah namun semuanya dalam  kesibukan yang saling menyendiri, kemudian ibu menghadirkan Oreo dan segelas susu di tengah mereka tidak lama kemudian ayah dan kedua anaknya berkumpul bersama sehingga semua anggota keluarga tersebut merasakan kebahagiaan dalam  kebersamaan mereka semua, dalam hal ini Oreo juga disajikan sebagai makanan rumahan bagi keluarga.

Gambar 4.6
Oreo versi Ogos
Sumber : http://youtube.com

Kemudian setelah versi diatas PT. Kraft Indonesia mencoba merambah dengan menyajikan iklan Oreo versi  Ogos (Agus Azizi Kamarulzaman) seorang anak laki -laki yang berusia empat tahun, versi ini tayang pada 10 April 2014 yang menceritakan dua orang anak laki-laki salah satu anak (teman Ogos) dalam iklan tersebut tengah asyik dengan biskuit Oreo yang dicelupkan ke dalam segelas susu miliknya, sementara Ogos ingin menikmati juga Oreo dengan dicelupkan kedalam susu seperti yang dilakukan oleh temannya namun tempat air minum yang digunakan Ogos bukanlah cangkir biasa melainkan cangkir berjenis mug dengan tutupnya yang rapat sehingga Ogos mendapatkan kesulitan untuk mencelupkan Oreo ke dalam susu miliknya, dan Ogos ingin meminta susu milik temannya dengan rasa kecewa tanpa dipedulikan oleh temannya tersebut karena teman Ogos tidak ingin berbagi segelas susu miliknya. kemudian Ogos mendapatkan suatu ide cara memakan Oreo bersama susu yakni dengan meneteskan kepala mug diatas biskuit Oreo miliknya dengan perasaan gembira Ogos mengatakan “only Oreo”. Sehingga pesan yang ingin disampaikan hanya Oreo yang bisa  memberikan ide-ide kreatif.

Gambar 4.7
Iklan Oreo versi Nikmati Oreo sesukamu

Dalam tayangan iklan Oreo versi Nikmati Oreo Sesukamu yang telah tayang sejak 14 April 2015 Oreo kembali hadir dengan ceritanya yang unik dan gokil untuk memakan sebuah biskuit Oreo dengan cara yang berbeda. Pada iklan Oreo versi Nikmati Oreo Sesukamu menghadirkan  penyajian gambar seolah objek biskuit Oreo bisa bergerak di atas wajah dan kemudian mengarah ke mulut. versi  ini diperankan oleh laki-laki dewasa yang awalnya  laki-laki tersebut sedang dalam keadaan menelfon seseorang  kemudian dia di tantang untuk memakan biskuit Oreo dengan cara yang unik. Berikut dialog yang digunakannya dalam iklan :
“emm, Oke.. Gua baru aja ditantangin buat makan Oreo dengan cara gokil dan ini cara gua (menaruh biskuit Oreo di wajahnya lalu menggerakan secara perlahan kearah mulutnya) itu cara gokil gua nikmatin Oreo, tunjukin  gaya lo !!”

Versi Nikmati Oreo Sesukamu menceritakan keunikan dan berbagai ragam teknik yang digunakan untuk menikmati Oreo dengan cara unik masing-masing konsumen. Cara ini diciptakan agar para konsumen dapat menikmati biskuit Oreo dengan penuh sensasi, bermain, dan santai serta iklan Oreo versi Nikmati Oreo Sesukamu seolah merangsang para audiens untuk berfikir kreatif dalam menikmati setiap sensasi biskuit Oreo.
Gambar 4.8
Iklan Oreo versi Vampir
Sumber : http://youtube.com

Kemudian muncul Oreo Versi Vampir, pada 9 Agustus 2015 dengan tampilan desain animasi 3 dimensi sehingga efek gambar -gambar yang disajikan terlihat begitu halus dan lembut. Pada versi ini diperankan oleh seorang Vampir, wanita, dan para hewan laut, mulanya muncul dari sosok yang menyeramkan (Vampir) dalam shot adegan Vampir yang keluar dari peti matinya terlihat sangat lapar dan buas karena disaat itu Vampir ingin menggigit seorang wanita dengan adanya biskuit Oreo kemudian dimakan oleh Vampir  yang merubah sifat pemangsanya secara derastis hal tersebut menjadikan Vampir baik hati dan saling berbagi kebahagiaan maka timbulah kebersamaan dari makhluk seram (Vampir) bersama seorang wanita tersebut.
Gambar 4.9
Iklan Oreo versi Rasa Strowberi
Sumber : http://youtube.com

Iklan Oreo versi Rasa Strowberi, mulai tayang pada 17 Nopember 2015 menceritakan seorang pria yang bernyanyi tentang rasa Oreo strowberi, kemudian produsernya meminta dua biola, dan dua gitar. Kemudian mengganti background latarnya dengan warna pink. Dalam iklan Oreo versi rasa strowberi setiap orang dalam iklan berteriak “Tadaaa..!!” dalam penelitian ini maksud dari kata tersebut merupakan kejutan untuk rasa baru yang dikeluarkan oleh PT. Kraft Indonesia untuk para konsumen.

4.2 Konsep Iklan Oreo
Iklan Oreo sebagai iklan yang punya keunggulan untuk membangun hubungan emosional antar relasi seperti teman dan keluarga. Hal tersebut tergambar di seluruh versi Oreo yang pernah tayang dengan alasan Oreo lebih menekankan kepada kekuatan hubungan. Dalam penggambaran iklan yang disajikan berdasarkan versi, Oreo sangat membangun aspek–aspek dari kehidupan sosialisasi sehari-hari sebab tipe iklan Oreo sangat mengacuh kepada keluarga karena dalam iklan ini yang dibidik bukanlah menjelaskan fungsi dari produk yang disajikan melainkan membangun aspek kehidupan yang bisa di support oleh produk.
Meskipun dalam segi pengamatan penelitian setiap ending dalam versi penanyangan iklan Oreo di televisi tidak pernah terlihat sempurna karena biskuit Oreo diciptakan untuk dimakan sementara pelaku sebagai pemeran di dalam iklan Oreo tidak pernah memakannya dan hanya sampai pada bagian diputar, dijilat, dan dicelup. Serta pada kasus Oreo versi Vampir hanya di makan oleh hewan laut seperti hiu, sedangkan wanita dan Vampir dalam gambar animasi hanya meminum segelas susunya saja. Maka dari itu Oreo lebih menitik beratkan pada cerita iklannya bukan cara kerja produknya, selain itu Oreo sendiri tidak langsung membidik sasaran iklan (anak-anak) karena Oreo juga membidik perantaranya (orang dewasa) sebagai orang yang dekat dengan anak serta iklan Oreo versi Vampir yang mengajak para audience untuk berimajinasi saat menonton tayangan iklan tersebut. Sehingga Oreo mendapatkan keuntungan dari orang dewasa agar ikut memakan biskuitnya sebagai konsumen. Dengan itu bisa dikatakan konsep iklan Oreo kuat pada story tellingnya. Karena diputar, dijilat, dan dicelup hanya merupakan tagline pada produk iklannya saja.

4.3 Segmentasi Iklan Oreo
Menurut Suyanto (2005) dalam perencanaan iklan televisi sebuah Perusahaan menetapkan segmentasinya, pada iklan Oreo ditujukan untuk anak-anak serta tidak menutup kemungkinan ditujukan kepada orang dewasa dengan berbagai kalangan masyarakat luas baik dari luar maupun dalam negeri ini. Dalam memproduksikan biskuit Oreo sendiri dilakukan di berbagai negara cabang yang  bekerja sama dengan Nabisco diantaranya negara Singapura, Malaysia, Jepang, Argentina, China, Filipina, Spanyol, Brunei, Arab Saudi, India, Prancis, Amerika Serikat, India, Eropa dan Indoesia. Kemudian, Nabisco mengembangkan usahanya dengan mengetahui pangsa pasar lokalan seperti menciptakan berbagai macam rasa biskuit Oreo di berbagai negara. Hal ini dikelolah oleh masing-masing perusahaan cabang Nabisco di berbagai negara, untuk di negara Indonesia pemproduksian biskuit Oreo dikerjakan di pabrik Kraft Company Indonesia tepatnya di Jl. Jababeka VII Kabupaten Karawang Bekasi Jawa Barat. Berdasarkan Saraswati (2015) untuk siklus perkembangan Oreo di negara Indonesia yang beredar di kalangan masyarakat umum penjualan biskuit tersebut mencapai  ±360 milyar kemasan pertahunnya. Serta dalam skripsi ini dijelaskan pula sebagai data primer peneliti, berdasarkan informasi yang di dapat pada distributor Oreo termasuk kawasan lokasi peneliti sekarang tepatnya di kota Palembang Sumatera Selatan dengan memasarkan produk biskuit Oreo sebanyak 1,5 milyar kemasan perbulannya dengan adanya market share sebanyak 13 orang kemudian distributor Oreo menyebarkan produknya tersebut di 20 area pangsa pasar.
Dalam menyebarluaskan informasi pesan mengenai biskuit Oreo di Indonesia PT. Kraft Company Indonesia menggunakan media televisi untuk dapat mempopulerkan produk dagang milik mereka, peneliti menjumpai iklan-iklan Oreo di beberapa stasiun televisi seperti TRANS 7, RCTI, ANTV, INDOSIAR, TRANS TV, SCTV, GLOBAL TV dan MNC TV hal tesebut dilakukan perusahaan Oreo untuk mendapatkan feedback dari para audiens sebagai konsumen serta brand mereka lebih dekat dengan masyarakat. 

4.4 Iklan Oreo versi Vampir
Menurut Tina (2015) iklan Oreo versi Vampir sudah pernah tayang sejak tahun 2013 di berbagai negara (Singapura, Malaysia, Jepang, Argentina, China, Fiilipina, Spanyol, Brunei, Arab Saudi, India, Prancis, Amerika Serikat, India, dan Eropa), namun di negara Indonesia sendiri baru popular di tahun 2015. Pada awalnya, di luar negeri iklan Oreo versi Vampir memberikan format durasi selama 90 detik dengan tema Wonderfilled (penuh keajaiban) namun di Indonesia berdasarkan hasil pengamatan video yang telah didownload peneliti iklan ini tayang menjadi 61 detik, bahkan di beberapa negara iklan ini sempat menjadi tranding topic ketika iklan bergenre animasi ini diputar di televisi. Demi kesuksesan iklan Oreo versi Vampir kelompok The Martin Agency sebagai agensi periklanan Oreo mereka tidak ragu untuk membawa Owl city untuk mengisi soundtrack iklan Wonderfilled.
Gambar 4.10
Foto Owl City (Adam Young) Amerika Serikat
Sumber : Wikipedia.org/Owl_City

Untuk memperjelas isi dalam tulisan skripsi ini, adapun advertising agency Oreo versi Vampir berdasarkan agensi periklanan sebagai berikut:
Agency : The Martin Agency
Chief creative officer : Joe Alexander
Senior vice presiden : Jorge Calleja
Creative Directors : David Muhlenfelds, Magnus Hierta
Group planning director : John Gibson
Strategi planning : Gigi Jordan
Executive vice president : Managing Director
Account supervisor :Molly Holmes
Production : Steve Humble
Producer :Heater Tanton
Junior producer : Maggie Shifflett
Group project MS :Gi
Dalam iklan Oreo versi Vampir menciptakan target yang ditujukan terutama kepada anak-anak dengan sajian iklan yang memiliki sebuah lagu untuk menambah ritme dalam video  terhadap ide kreatif iklan. Lirik lagu iklan Oreo versi Vampir di Indonesia sendiri dinyanyikan oleh Bisma Karisma seorang penyanyi asal Bandung dari band Smash, berikut cuplikannya:
Tabel 4.2
Lagu iklan Oreo versi Vampir

No.
Gamabar
Lagu
Durasi

1.

Bayangkan ku beri Oreo
4 detik
00:00:00 – 00:00:04

3.

Tuk si Vampir Yang menyeramkan
5 detik
00:00:04 – 00:00:09

4.

Akankah dia berubah dengan susu segelas
7 detik
00:00:09 – 00:00:16

5.

Ku rasa semua kan jelas menyenangkan
10 detik
00:00:16 – 00:00:26

6.

Karena krimnya sangat nikamt dalam sandwich cokelat
7 detik
00:00:26 – 00:00:33

7.

Bila si hiu datang ku beri Oreo lagi
4 detik
00:00:33 – 00:00:37

8.

Bisakah dia bersahabat dan berbagi
3 detik
00:00:37 – 00:00:41

9.

Bayangkan ku beri Oreo
6 detik
00:00:41 – 00:00:47

9.

Dunia penuh keajaiban
14 detik
00:00:47 – 00:01:01

BAB V
PEMBAHASAN
5.1 Deskripsi Iklan berdasarkan Teori Semiotika (Charles Sanders Peirce)
Dalam memperjelas pemahaman representasi globalisasi pada iklan animasi (analisis semiotika pengaruh globalisasi pada iklan animasi Oreo versi Vampir) yang ditinjau dari sisi latar belakang untuk bisa menjadi sebuah makna, maka penulis memberikan suatu penjelasan mengenai pembahasan untuk merepresentasikan globalisasi pada iklan Oreo versi Vampir, khususnya pada bagian bab 5 pembahasan dalam skripsi ini, untuk itu penulis telah mengambil scane adegan-adegan iklan yang bisa dilihat sebagai simbol objek dari teori semiotika, diantaranya sebagai berikut:
Gambar 5.1
Scane adegan iklan Oreo versi Vampir

Sumber : youtube.com
Dalam iklan yang berdurasi selama satu menit satu detik ini tidak hanya menampilkan gambarnya saja, karena berdasarkan pendangan (Christian Metz dalam Nort, 1995:476) mengatakan sebuah iklan di televisi tidak hanya menampilkan gambar seperti iklan di media cetak, sebab iklan di televisi terdiri dari kode sinematografis dan non-sinematografis, seperti kode verbal, non-verbal, visual, dan akustik. Dalam teori semiotika menurut Charles Sanders Peirce salah satu bentuknya adalah kata, sedangkan objek adalah tanda yang ada dalam pendapat seseorang, maka munculah makna tentang sesuatu yang diwakili oleh tanda tersebut (Sobur, 2004:115).
Menurut Peirce dalam nawiroh (2014), tanda mewakili dan menjelaskan sesuatu dengan konsep trikotominya seperti representemen (sign), interpretant dan objek, berdasarkan konsepnya itu dapat dikatakan bahwa makna sebuah tanda dapat berlaku secara pribadi, sosial, atau bisa juga bergantung pada konteks terentu. Seperti yang di contohkan oleh Peirce bahwa tanda tidak dapat mengungkapkan sesuatu, karena tanda hanya berfungsi untuk menunjukan, dan penafsirlah yang memaknai berdasarkan pengalaman konteks nya masing-masing.
Dalam memaknai sebuah pesan terkadang tidak sama antara satu orang dengan orang lainnya. Terkadang pesan pada iklan dibuat sedemikian unik sebagai bentuk dari kreatifitasan pembuatnya yang berupa representasi dari suatu fenomena yang harus dimaknai oleh audience. Dalam kaitannya dengan semiotika iklan ini dapat dimaknai dengan menggunakan teori dan metode semiotika Charles Sanders Peirce dengan mengkaji iklan Oreo versi Vampir. Iklan ini merupakan salah satu transaksi perkembangan globalisasi yang pernah kita ketahui dan dilihat di beberapa stasiun tayangan televisi pada tahun 2015 yang menggambarkan kehidupan (penuh keajaiban pada Oreo) dengan menyungsung nilai-nilai modern yang berbau kebaikan untuk selalu saling berbagi, hidup modern dengan  bersosialisasi, pada hakikatnya memberikan contoh sikap yang bermoral terutama pada anak yang suka berimajinasi khususnya. Keindahan akan hidup bersama dan saling menyayangi tanpa memandang kasta di bandingkan dengan hidup yang diselimuti ketakutan hal ini tergambar pada sisi iklan. Untuk melengkapi data pada gambar 5.1 scene adegan iklan Oreo versi Vampir  di atas  penulis memiliki tabel cuplikan iklan Oreo versi Vampir untuk disajikan sebagai berikut:
Tabel 5.1
Sistem analisis semiotika (Charles Sanders Peirce) pada iklan Oreo versi Vampir
No.
Sign
Object
Interpretant
Durasi

1.

Biskuit Oreo dengan dua lempengan coklat serta krim vanilla putih ditengahnya sebagai pembuka iklan.

Menggambarkan bentuk dan jenis makanan yang diproduksikan dalam kreasi background animasi 3 D, untuk lebih menarik perhatian audiens.
4 Detik

00:00:00-00:00:04

2.

Gambaran tangan manusia yang sedang memberikan biskuit Oreo kepada tangan yang terlihat seram (Vampir).
Kejadian pada gambar di samping sulit di percaya, namun hal tersebut merupakan salah satu gambaran kreasi teknologi terhadap perkembangan imajinasi.

1 Detik

00:00:04-00:00:05

3.

Dari sebuah peti mati keluar wujud seorang Vampir yang menyeramkan
Peti mati milik Vampir pada gambar tersebut terlihat seperti peti mati zombie pada zaman Yunani, hal ini terlihat dari bentuk dan desainnya (peti lama) kemudian digambarkan didalamnya ada seorang Vampir yang memiliki kedua taring, dalam iklan yang artinya  jahat dan kejam, serta Vampir merupakan budaya asal Eropa dan bukan asal negara Indonesia

4 Detik

00:00:10-00:00:14

4.

Vampir akan menggigit seorang wanita
Pada gambara nomor 5 terlihat bahwa Vampir sangat bergairah untuk menyerang manusia. Kemudian manusia yang telah menjadi mangsanya itu akan dijadikan makanan favorit Vampir dan Vampir akan menghisap darah manusia tersebut.

2 Detik

00:00:14-00:00:16

5.

Vampir dan seorang wanita sedang menikmati masing-masing satu gelas susu.
Dari sudut pandang pakaian yang digunakan oleh seorang wanita pada gambar, yang mengartikan pakaian yang sudah modern dengan menggunakan longdress masa kini. Wanita itu juga memperlihatkan rambutnya yang di ikat dua dengan arti anak-anak. Serta meminum susu adalah menyehatkan tubuh dan fikiran. Hal ini berarti dibuat untuk anak-anak untuk menjadi segmen utama iklan hal ini juga tidak menutup kemungkinan kepada orang dewasa juga.

5 Detik

00:00:20-00:00:25

6.

Vampir dan wanita, erotis berdansa setelah meminum segelas susu.
Dansa merupakan tarian dalam seni. Dan hal ini merupakan tradisi dan budaya Eropa. Perubahan sikap Vampir yang sangat derastis karena meminum segelas susu melambangkan ada efek yang terjadi setelah Vampir meminm susu tersebut.

2 Detik

00:00:25-00:00:27

7.

Bentuk lempengan pada biskuit Oreo
Gambar di samping dimaksudkan dalam arti bahwa biskuit Oreo yang bisa merubah karakter jahat si Vampir menampilkan isi Oreo yang berupa krim vanilla putih ditengahnya yang di apit oleh dua lempengan roti hitam yang artinya bentuk makanan  hasil produksi perusahaan Nabisco.

7 Detik

00:00:27-00:00:34

8.

Ikan hiu membuka mulutnya yang lebar dan besar yang disambut dengan giginya yang seram siap untuk melahap biskuit Oreo yang diberikan.
Ternyata Vampir memberikan biskuit Oreo tersebut kepada seekor hiu yang juga dikenal sebagai makhluk yang menyeramkan dan hewan karnivor, yang dapat membunuh apapun yang ada dihadapannya.

3 Detik

00:00:34-00:00:37

9.

Adanya Oreo di dalam kehidupan  mereka sehingga pada gambar di samping mereka merasakan sensasi kebahagiaan.
Karena ikan hiu memakan biskuit Oreo yang diberikan oleh Vampir, Oreo memberikan perubahan besar pula dalam kehidupan hiu di dasar laut. Pada scane nomor sembilan mereka semua memiliki Oreo oleh sebab itu timbulah rasa kecintaan mereka terhadap biskuit Oreo dan menjadikan biskuit Oreo sebagai makanan favorit mereka.

6 Detik

00:00:37-00:00:43

10.

Berbagi Oreo antara tangan putih dan tangan berwarna biru.
Oreo sekaligus memberikan sindiran keras terhadap orang dewasa. Pada gambar nomor sepuluh  adalah gambar yang akan memberi dan gambar yang akan menerima hal ini memiliki arti bahwa dalam status sosial yang berbeda (perbedaan semua tipe tangan) seakan Oreo mempersatukan golongan yang berbeda.

8 Detik

00:00:45-00:00:53

11.

Biskuit Oreo yang digunakan sebagai tampilan penutup pada iklan Oreo.
Dalam cerita, setelah semua elemen bersatu saling memberi dan menerima biskuit Oreo. Pada gambar nomor sebelas yang artinya kerukunan di dunia bukanlah hal yang mungkin terjadi, dan karena keajaiban itu nyata bagi mereka yang bertoleransi dan saling berbagi.

3 Detik

00:00:58-00:01:01

5.2 Tema
Gagasan pokok atau ide pikiran terhadap gambaran utama dari pokok bahasan yang digunakan pada sebuah versi iklan Oreo. Di dalam sebuah iklan  sangat dianjurkan membuat sebuah tema tentang apa yang akan disajikan, karena tema ditetapkan untuk membangun keselarasan antara tata prilaku dengan objek yang ditampilkan sehingga maksud dari pesan yang ingin di sampaikan iklan tepat pada tujuannya. Serta hal yang paling utama menonjol di dalam sebuah iklan adalah tema, konsep yang berfungsi sebagai pengorganisasian berfikirnya iklan dalam hal ini ide digunakan untuk menunjukan informasi mengenai produk yang disampaikan oleh iklan. Dengan adanya tema pada iklan para audiens mendapatkan gambaran jelas sebelum memaknai isi pesan pada iklan yang disampaikan.
Dalam penelitian ini  berupa tulisan karya ilmiah dari iklan Oreo yang memiliki tema yaitu “Oreo versi Vampir” alasan penulis mengangkat tema ini dikarenakan dunia semakin berkembang menurut zaman yang terus maju berdasarkan kecanggihan teknologi-teknologi yang semakin mutahir di era modern sekarang ini. Pada iklan Oreo versi Vampir terdapat banyak hal positif yang bisa diambil dari segi tampilan scane-scane iklan yang dijumpai dan sampai pada jajaran moral sosial dalam lingkungan keluarga maupun masyarakat umum.  Iklan Oreo versi Vampir menghadirkan nuansa tentang kebersamaan, persahabatan, dan rasa saling berbagi. Adapun deskripsi tema pada iklan Oreo yang menjadi fokus utama dalam penelitian ini yang tertuang dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 5.2
Deskripsi Tema Oreo versi Vampir

Tanggal awal tayang
Tema
Deskripsi Tema
Durasi

9 Agustus 2015
Oreo versi Vampir
Tema Oreo versi Vampir diangkat dari suatu problematika di mana hangatnya kasus kekerasan terhadap anak (bullying) yang marak terjadi  khususnya  di Indonesia serta memberikan sindiran keras terhadap  orang dewasa dengan banyaknya konflik perbedaan seperti suku, ras, agama, dan golongan. Maka dengan itu tema Oreo versi Vampir lebih menekankan pada status sosial budaya.

61 detik

Dalam menggambarkan sebuah tema menjadi iklan yang utuh suatu iklan memerlukan para pemain dalam mewujudkan isi pesan, di mana para pemain dapat mengimbangi adegan masing-masing peran yang telah ditentukan.  Berdasarkan tema di atas, iklan Oreo versi Vampir memiliki peranan objek sebagai pemain. Untuk memperjelasnya, berikut disajikan dalam uraian di bawah ini:
Tabel 5.3
Pemeran dalam iklan Oreo versi Vampir

No
Pemeran Iklan Oreo versi Vampir
Status

1.
Vampir
Hantu

2.
Wanita remaja
Manusia Usia ±12 tahun

3.
Hiu
Hewan laut

4.
Gurita
Hewan laut

Berdasarkan tabel pemeran dalam iklan Oreo versi Vampir di atas, dalam skripsi ini penulis menyajikan gambar pemeran sebagai berikut:
Gambar 5.2
Gambar pemeran dalam iklan Oreo versi Vampir
Sumber : di olah penulis dari http://youtube.com

5.3 Alur Cerita
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti dalam skripsi ini pengaruh iklan Oreo terhadap perilaku anak ditinjau dari nilai-nilai budaya timur seperti menjaga nilai keharmonisan antara sesama, perasaan, tolong menolong, dan lain sebagainya. Nilai budaya timur lebih menekankan disiplin mengendalikan diri, sederhana dan tidak mementingkan dunia.
Iklan yang memiliki durasi selama satu menit satu detik seperti yang tergambar dalam video iklan Oreo versi Vampir. Cerita ini dimulai pada tampil biskuit-biskuit yang memiliki lempengan coklat serta krim vanilla yang menempel pada sebagian lempengan biskuit dan ternyata biskuit tersebut adalah Oreo, dari tangan seorang manusia biskuit Oreo diberikan kepada tangan yang menyeramkan (Vampir), pada sebuah rumah yang seram terdapatlah sebuah peti mati tak lama kemudian sosok Vampir keluar dari peti matinya lalu vampir menemukan seorang gadis dan dia ingin menggigit dan menghisap darah gadis tersebut kemudian ada Oreo Vampir menjadi tertarik kemudian menghisap susu bersama wanita itu hal tersebut menjadikan vampir tidak memiliki power lagi untuk menyakiti manusia dan Vampir tidak mempunyai nafsu lagi untuk menghisap darah, semuanya berakhir menyenangkan. Lalu ada scane yang menggambarkan tangan yang melemparkan biskuit Oreo sosok ikan  hiu yang besar pun datang secara tiba-tiba lalu memakan biskuit Oreo. Setelah hiu pergi dan berenang di dasar laut dan mendekati ketiga anaknya dengan perasaan gembira, kemudian hiu didatangi oleh seekor gurita justru mereka (hiu dan gurita) jadi bersahabat. Skip masalah logika, yang penting semua senang, setelah itu iklan Oreo juga menampilkan banyak tangan untuk member dan menerima biskuit Oreo pada adegan–adegan terakhirnya ada tangan manusia yang memberikan Oreo kepada tangan berwarna, tangan berwarna pun memberikan Oreo kepada tangan mesin, tangan mesin memberikan Oreo kepada tangan petinju hal ini menggambarkan perjalanan Oreo terus berputar tanpa memandang status dan ras.

5.4 Analisis Representasi Globalisasi
Dalam skripsi ini analisis globalisasi iklan Oreo versi Vampir dengan adanya desain (Azizy :2003) yang merupakan salah satu contoh hasil dari bukti globalisasi yang terjadi di belahan dunia termasuk telah merambah ke negara Indonesia. Pada pembahasan skripsi ini desain biskuit Oreo memang sangat unik, sehingga jika diperhatikan pada desainya terlihat seperti memiliki simbol mata satu di bagian depan biskuit hitamnya, biskuit Oreo memiliki fenomena angka 12 pada desainya yang artinya angka kuat dalam numerology,  kemudian desain dari Oreo  menggambarkan  tanda   salip   di atas   kata  “Oreo” pada  biskuit  tersebut.
Gambar 5.3 Fenomenologi Desain Biskuit Oreo
Sumber : www.web.id.blogspot.com (2014)

Fenomena pada desain biskuit Oreo dikatakan sangat berhubungan dengan masa Yunani terdahulu untuk dapat membuktikannya terlihat jelas pada penggambaran iklan Oreo pada versi Vampir. Karena iklan ini menayangkan scene tangan-tangan yang bernuansa Yunani, seperti tangan raja, tangan mesin zaman Yunani, dan lain sebagainya. Namun fenomena pada desain biskuit Oreo tersebut hanyalah sebuah desain yang diperoleh dari NABISCO sejak dahulu dan di dirikan pertama kali di eropa, oleh sebab itu wajar-wajar saja desainnya agak sedikit kuno dan mengandung beberapa arti pada pandangan orang masa kini. Lagi pula Oreo tidak pernah merubah bentuk ataupun desainnya sampai sekarang dari beberapa versi atau momen, melainkan pada motifnya saja. Pada desain biskuit Oreo tidak memiliki pesan yang bersifat negatif, jelas terlihat pada iklan yang disajikan, yang mengajarkan sebuah moral kehidupan positif
Maka dalam pengamatan pada iklan dengan adanya adegan dan objek  pada iklan Oreo versi Vampir merupakan salah satu bentuk dari globalisasi yang terjadi, hal ini ditinjau dari segi aspek budaya, aspek sosial, aspek ekonomi, dan aspek politik. Seperti yang dipaparkan penulis di bawah ini:

5.4.1 Aspek Budaya
Globalisasi budaya meningkatkan kontak lintas budaya namun diiringi dengan berkurangnya keunikan komunitas yang dulunya terisolasi. Pada aspek budaya ini globalisasi juga merubah cara pandang sekelompok manusia maupun individu tentang gaya hidup (pola prilaku), pola berpakaian, makanan, komunikasi, transportasi serta nilai dan tradisi. Hal ini terjadi karena masuknya pengaruh budaya dari luar negara Indonesia. Sehingga saat ini penduduk Indonesia sudah mulai mengikuti trend asing maka sedikit demi sedikit kebudayaan Indonesia akan terglobalisasi oleh budaya–budaya asing yang masuk silih berganti.

a. Gaya Hidup
Korpus 1
Gaya Hidup
       Sumber: di olah dari berbagai sumber
Gaya hidup dapat terlihat dari kebiasaan, seperti yang terlihat pada korpus satu umumnya Vampir lebih menyukai darah sebagai minuman favoritnya, namun representasi globalisasi pada iklan Oreo versi Vampir membuktikan bahwa Vampir lebih menyukai susu sebagai minuman favoritnya. Kemudian gaya hidup di dalam kehidupan Vampir berubah begitu cepat Vampir yang memiliki pola prilaku dan kepribadian yang jahat bisa berubah menjadi sosok yang baik dan menyenangkan.
b. Pakaian
Korpus 2
Pakaian
Sumber : http://youtube.com
Globalisasi pada korpus dua pakaian di dalam iklan Oreo versi Vampir di atas terlihat bahwa seorang wanita yang tengah menggunakan gaun modern masa kini (longdress). Dan perhatikan juga pada kaki Vampir di atas, Vampir tersebut menggunakan sepatu tali berwarna merah, dan sepatu tipe tersebut sering dipakai oleh anak-anak muda zaman sekarang ini (moderenisasi) yang mana pada cerita awamnya seorang Vampir tidak pernah memakai sepatu sebagai alas kakinya.
c. Makanan
Korpus 3
Makanan
Sumber : http://youtube.com
Pada gambar di atas, representasi globalisasi membuktikan bahwa sosok Vampir dan hiu yang akan memakan sebuah biskuit hitam. Hal ini dapat digambarkan bahwa Vampir bukanlah asal dari budaya negara Indonesia melainkan asal dari negara Eropa. Biskuit Oreo pun memiliki gabungan  dua lempengan sandwich (biskuit) yang mana ditengahnya terdapat cream vanilla dengan berbagai macam warna variant.
Korpus 4
Minuman


Kemudian selain biskuit, dalam membuktikan representasi globalisasi pada iklan, objek seperti Vampir dan wanita pada gambar korpus dua terlihat sedang meminum masing-masing segelas susu. Berdasarkan Wikipedia (2014) kemunculan susu pertama kali di temukan di dataran Eropa pada abad ke 15. Susu menjadi minuman yang terglobalisasikan di abad ke 18 melalui perdagangan-perdagangan seluruh belahan dunia. Sehingga sampai detik ini susu menjadi minuman kebutuhan dan minuman favorit bagi anak-anak.
d. Komunikasi
Representasi globalisasi pada iklan Oreo versi Vampir tidak memiliki korpus ataupun dialog yang digunakan. Sebab dalam iklan ini hanya menggunakan soundtrack yang dinyanyikan oleh Bisma Karisma dari band Smash Indonesia dengan judul lagu “Oreo penuh keajaiban”.
e. Transportasi
Korpus 5
Transportasi
Sumber : http://youtube.com
Dalam menyikapi representasi globalisasi yang terjadi pada aspek budaya  indikator transportasi, penulis tidak menemukan hal yang berhubungan dengan alat transportasi  di dalam iklan Oreo versi Vampir per adegan. Mereka semua objek iklan menyampaikan biskuit dengan cara saling memberi antara tangan ke tangan lainnya, yang artinya dalam keadaan ingin memberi dan menerima sebagai mahluk sosial tidak boleh memandang golongan seseorang.
f. Nilai dan Tradisi
Korpus 6
Nilai-nilai Kebersamaan
Sumber : http://youtube.com

Terhadap nilai-nilai dalam iklan Oreo versi Vampir bisa dikatakan bahwa meskipun penggambarannya lebih ke budaya barat khususnya negara Eropa yang bernuansa Yunani. Iklan ini lebih menekankan nilai dan tradisi budaya timur, pada korpus enam terlihat bahwa di setiap gambar walaupun  berbeda jenis dan status mereka terlihat saling menyayangi  satu sama lain tanpa memandang sesuatu.
Korpus 7
Nilai-nilai saling memberi





Pada korpus tujuh di atas, terlihat tangan yang berbeda warna kulit dalam keadaan saling memberi dan menerima biskuit Oreo, warna kulit artinya status sosial yang berbeda. Maka dengan Oreo seakan ingin mempersatukan ras yang berbeda juga. Hal tersebut mencerminkan nilai-nilai dan tradisi budaya timur seperti adanya kerukunan untuk saling berbagi, menghargai sesama tanpa memandang suku dan ras antara bangsa dan agama sehingga tercipta persahabatan dimana-mana.
Korpus 8
Tradisi Tari Dansa



Sumber : http://youtube.com
Pada representasi globalisasi korpus delapan diatas menggambarkan tradisi berdansa yang dilakukan oleh wanita dan Vampir. Sedangkan seni dansa ini kebiasaan yang dilakukan oleh rakyat Eropa, dengan adanya kecanggihan IPTEK (ilmu pengetahuan dan teknologi) tarian dansa pun mencoba merambah masuk di Indonesia melalui penyajian iklan Oreo versi Vampir.

5.4.2 Aspek Sosial
Globalisasi membawa pengaruh signifikan terhadap perubahan global kehidupan social culture kemasyarakatan dengan mengikuti setiap perkembangan zaman, aspek sosial tercipta di dalam kehidupan bermasyarakat serta secara kekeluargaan yang mengandung unsur-unsur kebersamaan, toleransi, tata berperilaku, dan solidaritas yang mendukung unsur persatuan. Pada arus globalisasi, aspek sosial memiliki beberapa indikator pendukung seperti masyarakat, kasta, lingkungan hidup, kesenjangan sosial, ilmu pengetahuan, dan teknologi. Untuk memperjelas indikator-indikator tersebut berikut ulasannya:
a. Masyarakat
Korpus 9
Masyarakat
Sumber : http://youtube.com
Representasi globalisasi sosial dalam masyarakat iklan Oreo versi Vampir meliputi objek diatas yakni Vampir, wanita, gurita, hiu dan ketiga anak hiu. Pada korpus Sembilan menonjolkan sistem kehidupan sosial bermasyarakat yang saling menyayangi dalam arti menunjukan keperdulian antara sesama. Pada kedua korpus diatas  Iklan Oreo versi Vampir ini juga memberikan kesan antara hubungan kemasyarakatan dan kekeluargaan. Dalam gambar tersebut mengajarkan sebuah moral tatanan kehidupan yang sangat berkelas dan juga menciptakan suatu hubungan yang saling menguntungkan satu sama lain.

b. Golongan
Korpus 10
Golongan
Sumber : http://youtube.com
Pada korpus sepuluh representasi globalisasi terhadap golongan, iklan Oreo versi Vampir menghadirkan tangan-tangan yang saling memberi dan menerima seperti pada gambar di atas. Semua unsur tangan bergabung menjadi satu dan saling keterkaitan. Pada korpus di atas salah satu gambar tangan kecil yang sedang memberikan biskuit Oreo kepada tangan besar artinya tanpa memandang golongan Oreo pun mengajarkan tentang tidak membeda-bedakan golongan antara rakyat kecil dengan orang terpandang.
c. Lingkungan Hidup
Korpus 11
Lingkungan Hidup
Sumber : http://youtube.com

Pada korpus di atas gambar satu menjelaskan sosok Vampir yang bersifat jahat muncul dari sebuah peti mati lama kemudian mencari mangsa, oleh karena Vampir ini buas lalu pada gambar dua terlihat bahwa pertama kalinya Vampir  memakan biskuit Oreo setelah Vampir memakan biskuit Oreo pada gambar tiga representasi globalisasi dalam bidang lingkungan hidup  membuktikan  adanya perubahan terhadap lingkungan kehidupan  Vampir. Timbulnya kesadaran Vampir akan sifat jahatnya sehingga menumbuhkan kesadaran dalam diri untuk berbenah memulai hidup dengan cara yang baik untuk menjaga rasa sosialismenya guna menciptakan kehidupan yang lebih baik lagi.

d. Kesenjangan Sosial
Dalam membuktikan representasi kesenjangan sosial terhadap globalisasi yang terjadi pada iklan Oreo versi Vampir penulis tidak menemukan adegan-adegan yang berhubungan dengan kesenjangan sosial.

e. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Bukti nyata globalisasi yang bisa di lihat secara rasional dalam tema skripsi ini salah satunya adalah periklanannya iklan Oreo versi Vampir. Dalam iklan ini disampaikan dengan media televisi sebagai penemuan baru di bidang teknologi komunikasi. Globalisasi mendorong masyarakat ke arah industrial, sehingga banyak perusahaan baru berkembang atau yang sudah lama berkembang untuk tetap terlihat nomor satu di mata masyarakat melalui periklanan.

Korpus 12
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Desain Iklan)


Sumber : http://youtube.com
Representasi di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi bisa dilihat dari bagian pembuka awal pada iklan biskuit Oreo versi Vampir seperti pada korpus di atas. Dengan adanya ilmu pengetahuan yang di bantu oleh teknologi – tekonologi canggih era modern ini maka desain yang digunakan oleh iklan Oreo versi Vampir di bantu dengan desain animasi tiga dimensi yang mana desain ini terlihat lebih anggun, halus dan lembut dibandingkan dengan desain dua dimensi.
Korpus 13
Teknologi
Sumber : http://youtube.com
Pada gambar di atas tangan mesin memberikan biskuit Oreo ke tangan petinju hal ini menunjukan bahwa adanya teknologi yang berpengaruh dalam kehidupan sosial. Namun iklan Oreo menyampingkan makna lain dari adegan tangan itu. Mesin dan petinju artinya mereka sama-sama keras dan dapat meremukan musuhnya. Hal ini terlihat begitu kontras ketika mesin sebagai instrumen industrialisasi menggantikan tenaga manusia yang mengandalkan kekuatan fisik. Dengan pengertian ini penulis mendapatkan sebuah pemikiran tentang kecangihan ilmu pengetahuan dan  teknologi di mana sebuah perusahaan meskipun diproduksi oleh mesin teknologi yang canggih, namun tetap perduli dengan penyerapan tenaga kerja manusia.

5.4.3 Aspek Politik
Globalisasi di bidang politik menimbulkan suatu hubungan kerja sama antar negara. Sehingga dengan adanya hubungan kerja sama ini aspek politik memiliki peran yang sangat penting dalam menegakan hukum agar terhindar dari hal yang dapat merugikan masing-masing negara. Berikut ulasan indikator yang terlibat dalam aspek politik:
Pemerintahan Demokratis
Pemerintahan demokrasi dimana gerakan sosial yang mendukung secara demokrasi dan bebas memberi hak untuk berpendapat dalam suatu organisasi. Maka dari itu dalam representasi globalisasi tidak dapat ditemukan pemerintahan demokratis di dalam iklan Oreo versi Vampir.
Internasional Multilateral
Pada representasi  globalisasi bidang Internasional multilateral juga tidak ditemukan korpus-korpus dalam iklan Oreo versi Vampir. Namun dalam segi pembangunan kerjasama antara Nabisco dengan negara-negara cabangnya termasuk di Indonesia yang  jelas terlihat dari bentuk organisasi yang terjalin salah satu nama cabang perusahaan Nabisco di Indonesia adalah PT. Kraft Companny Indonesia.
Penegakan HAM
Representasi globalisasi selanjutnya pada penegakan hak asasi manusia dalam pembuktian representasi pada iklan Oreo versi Vampir tidak ada korpus-korpus yang mengarah akan hal ini.
Menguatnya Supremasi Sipil
Dalam indikator ini, pada iklan Oreo versi Vampir penulis tidak menemui korpus hasil representasi globalisasi yang terjadi. Namun keamanan suatu negara merupakan salah satu pertimbangan bagi investor asing seperti NABISCO untuk menanamkan modalnya. Jika keadaan suatu negara sedang tidak aman maka pengusaha asing akan ragu untuk menanamkan modalnya di negara Indonesia, hal ini di karenakan kondisi negara yang tidak memungkinkan sehingga dapat menyebabkan perusahaan tersebut mengalami kerugian.
Regulasi Hukum
Selain menguatnya supremasi hukum di atas, dalam regulasi hukum penulis jugatidak menemukan hasil representasi globalisasi yang terjadi pada iklan Oreo versi Vampir. Namun regulasi hukum di Indonesia merupakan faktor yang menjadi alasan bagi NABISCO sebagai perusahaan asing dalam menanamkan modalnya, karena Indonesia di anggap mampu menegakan hukum dengan baik. Dengan adanya peraturan perundang-undangan dan hukum yang jelas pelaksanaannya maka segala aset pengusaha asing di Indonesia akan aman dan terlindungi hal ini lah yang menjadi salah satu tujuan investor asing untuk menanamkan modalnya di negara Indonesia. Berhubungan dengan subyek pembahasan dalam aspek politik maka dalam skripsi ini menjelaskan beberapa pasal undang – undang penanaman modal usaha UU No.25 Tahun 2007 sebagai berikut:
Pasal 1 ayat 3 (penanaman modal asing adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanaman modal asing sepenuhnya maupun yang berpatungan dengan penanam modal dalam negeri).
Pasal 7 ayat 1 (Pemerintah tidak akan melakukan tindakan nasionalisasi atau pengambilalihan hak kepemilikan penanaman modal, kecuali dengan undang-undang).
Pasal 10 ayat 1 (Perusahaan penanam modal dalam memenuhi kebutuhan tenaga kerja harus mengutamakan tenaga kerja warga negara Indonesia).

5.4.4 Aspek Ekonomi
Menurut Sanusi (2008 :151) salah satu ciri perekonomian di era globalisasi ditandai dengan adanya investasi asing dan munculnya perusahaan-perusahaan multinasional. Perusahaan multinasional merupakan sebuah perusahaan yang menghasilkan produk dan memiliki pasar lebih dari satu negara serta perusahaan multinasional menjual produknya secara internasional. Dalam merepresentasikan globalisasi pada indikator-indikator aspek ekonomi di dalam iklan Oreo versi Vampir penulis tidak menemukan korpus yang menunjukan mengenai aspek ekonomi beserta indikatornya, karena indikator aspek ekonomi mencakup bagian luar di iklan ini. Berikut ulasan keterangan mengenai indikator tersebut:

Pasar Bebas
Dalam memasarkan produk Oreo, Nabisco tidak mengalami hambatan dari pemerintahan dalam melaksanakan perdagangannya tentunya ada kebebasan aturan melakukan pemasaran dan jenis barang yang dijual. Dengan adanya pasar bebas Nabisco menghadirkan produk Oreo sebagai biskuit makanan anak dengan harga terjangkau dan relative murah.
Adanya Perusahaan Multinasional dan Transnasional
Salah satu contoh perusahaan multinasional adalah NABISCO di Indonesia sendiri dikenal dengan PT. Kraft Indonesia. NABISCO merupakan pusat  perusahaan yang memproduksi Oreo, karena perusahaan ini memiliki cabang lebih dari satu negara seperti di Indonesia, Singapura, Malaysia, Jepang, Argentina, China, Amerika Serikat, Filipina, Brunei, Arab Saudi dan India.
Adanya Monopoli Usaha
Dalam Wikipedia (2015) NABISCO mengembangkan usahanya melalui cabang-cabang distributor yang ada diberbagai negara untuk mengeksistensikan produknya sesuai lokalan contohnya seperti  negara Jepang dan China NABISCO memproduksi biskuit Oreo dengan rasa greent tea, argentina unggul dengan rasa Oreo duo duce de leche and banana dan masih banyak lagijenis rasa yang diciptakan berdasarkan negara masing-masing, sementara PT. Kraft Indonesia menyajikan jenis rasa dari Oreo sendiri seperti :
Oreo original
Oreo double stuff
Oreo chocolate cream
Oreo strawberry cream
Oreo ice cream bluberry favour
Golden Oreo Vanilla
Oreo ice cream orange flavor
Oreo wafer vanilla
Oreo wafer rolls chocolate
Oreo soft cake
Oreo star
Oreo selection
Mini Oreo vanilla cream
Mini Oreo chocolate cream

5.5 Komposisi Representasi Globalisasi Dalam Iklan Oreo versi Vampir
Kelebihan memasarkan produk melalui televisi salah satunya mampu menjaring dan mengantarkan informasi kepada seluruh lapisan masyrakat yang menyaksikan selain itu iklan dianggap cukup efektif karena memiliki unsur visual dan audio visual (Danesi, 2010 :222). Dalam skripsi ini televisi merupakan bukti bahwa adanya globalisasi yang terepresentasikan pada kecanggihan teknologi era modern sekarang ini. Bahkan untuk memaknai representasi globalisasi digambarkan pula dalam skripsi ini pemaknaan iklan Oreo versi Vampir yang dikaji dalam pembahasan semua analisis-analisis di atas. Untuk itu penulis menyajikan dimensi komposisi atas representasi globalisasi yang dijelaskan dalam tabel komposisi di bawah ini:
Tabel 5.4
Komposisi Representasi Globalisasi dalam Iklan Oreo versi Vampir
No.
Dimensi
Indikator
Bukti Gambar

1.
Budaya
Gaya hidup


Pakaian


Makanan


Komunikasi
Tidak ditemukan


Transportasi


Nilai dan tradisi
Nilai:



Tradisi:





2.
Sosial
Masyarakat


Kasta


Lingkungan hidup










Kesenjangan sosial
Tidak ditemukan


Ilmu pengetahuan dan teknologi






3
Politik
Pemerintahan demokratis
Tidak ditemukan


Internasional multilateral
Tidak ditemukan


Penegakan HAM
Tidak ditemukan


Menguatnya supremasi sipil
Tidak ditemukan


Regulasi hukum

Tidak ditemukan

4.
Ekonomi
Pasar Bebas
Tidak ditemukan


Adanya perusahaan multinasional dan transnasional
Tidak ditemukan


Adanya Monopoli Usaha
Tidak ditemukan

Pada komposisi representasi globalisasi Iklan animasi Oreo versi Vampir di atas, iklan yang dibuat dengan anarlogi tidak mungkin seolah menjadi mungkin dengan menggunakan budaya luar dan di tayangkan di negara Indonesia hal ini merupakan bukti globalisasi di dalam kecanggihan teknologi dan informasi. Sosial budaya yang terkandung dalam iklan Oreo versi Vampir membawa pengaruh kehidupan bermasyarakat dikarenakan adanya biskuit Oreo di tengah kehidupan mereka karena mampu merubah segalanya untuk menjadikan hal yang  tidak mungkin menjadi mungkin sama seperti bagian penutup pada iklan yakni (Oreo penuh keajaiban). Iklan ini mengusung nilai dan tradisi budaya barat karena pakaian dan objek yang digunakan serta dikolaborasikan dengan perilaku budaya timur, hal ini dapat dilihat ketika biskuit Oreo mencoba untuk berjelajah dari tangan pemberi dan penerima tanpa membedakan status, golongan, bangsa, dan ras. Selain menanamkan nilai-nilai budaya di atas iklan Oreo juga memberikan contoh moral nilai sosial dalam memberikan sindiran keras terhadap orang dewasa dengan banyaknya suku, ras, agama, dan golongan diberbagai negara, seperti yang dinyatakan pada iklan Oreo ketika Vampir telah memakan biskuit Oreo perilakunya pun berubah kepada seorang wanita yang akan digigitnya, Oreo memberikan persahabatan yang luar biasa kepada Vampir dan wanita artinya, Oreo mengajarkan anak-anak untuk memiliki rasa persahabatan yang tinggi dengan rasa saling menyayangi antara sesama.












BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Setelah peneliti menganalisis representasi globalisasi pada iklan Oreo versi Vampir dengan metode penelitian kualitatif yakni dengan cara observasi dan dokumentasi serta dengan bantuan teori semiotika iklan dari Charles Sanders Peirch. Maka dapat disimpulkan bahwa iklan Oreo merupakan iklan yang naik daun semenjak tahun 2012, iklan yang pada awalnya diperankan oleh actor kecil bernama Amanina Afika Ibrahim kerap disapa Afika, hingga pada tahun 2015 iklan Oreo menjadi tranding topic dikalangan masyarakat Indonesia karena launching iklan Oreo kali ini ialah versi Vampir yang  ditayangkan dalam bentuk animasi berupa desain animasi 3 dimensi yang merupakan urutan frame (gambar bergerak) pada saat di putar dalam rangka kecepatan yang di standarkan, serta dapat menyajikan gambar bergerak lancar seperti sebuah film atau video.
Pada kesimpulan ini fenomena desain mengenai biskuit Oreo, peneliti membenarkan bahwa adanya desain yang bernuansa Yunani tetapi bukan berarti Oreo adalah makanan orang Yahudi karena dalam penelitian ini menjelaskan representasi globalisasi dalam ikan Oreo versi Vampir sebanyak 13 korpus  membuktikan bahwa Oreo mengajarkan orang dewasa dan anak-anak akan kehidupan sosial yang bermasyarakat seperti menciptakan rasa persahabatan, toleransi, saling menyayangi dan berbagi. Oleh karena itu analisis iklan Oreo versi Vampir dalam dimensi globalisasi penulis mengatakan bahwa lebih menekankan pada aspek sosial dan budaya dibandingkan dengan aspek politik dan ekonomi.
Sebab aspek sosial dan budaya ini sangat terlihat dengan jelas sekali dari sisi sudut pandang maupun gerak-gerik pemain. Globalisasi pada aspek sosial terlihat ketika IPTEK (ilmu pengetahuan dan teknologi) telah berkembang dan merambah dikehidupan sosial masyarakat, dalam skripsi ini “periklanan” yang dibawakan oleh iklan Oreo versi Vampir dengan menggunakan media televisi sebagai penemuan baru di bidang teknologi komunikasi serta dalam iklan Oreo versi Vampir pun tergambar ketika sosok tangan mesin memberikan biskuit pada tangan petinju, serta dalam iklan Oreo versi Vampir memberikan gambaran mengenai  tatanan kehidupan sosial bermasyarakat yang berkelas. Ditinjau dari segi pakaian Vampir dengan menggunakan sepatu trand masa kini serta wanita yang menggunakan longdress semua ini di dukung dengan gaya hidup yang terjadi dalam iklan.
Alasan penulis mengambil iklan Oreo versi Vampir sebagai bahan analisis penelitian dikarenakan berhubungan dengan fenomena yang terlampir dalam latar belakang penelitian ini, sebab iklan Oreo versi Vampir juga mengandung nuansa Yunani seperti adanya Vampir dan peti matinya yang didesain dalam nuansa Yunani, serta iklan ini pun menampilkan bagian-bagian tangan seperti tangan raja, tangan mesin, tangan orang terdahulu, tangan orang besar, tangan orang kecil dan sebagainya, tangan-tangan ini pun tergambar dengan nuansa Yunani.

6.2 Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan diatas, maka penulis memberikan saran-saran sehubungan dengan skripsi ini sebagai berikut :
Dalam menyikapi arus globalisasi kita harus mampu bersikap bijaksana, waspada, selektif, mempertebal ideologi, mengimbangi perkembangan iptek, serta mempertahankan nilai-nilai pergaulan yang ada.
Untuk selalu menyikapi arus globalisasi khususnya di Indonesia penulis menyarankan agar warga Indonesia dapat memperkuat persatuan dan kesatuan antar masyarakat untuk memiliki budaya beragam dalam melindungi budaya asli Indonesia, agar tidak luntur dan hilang karena arus globalisasi yang diklaim negara lain.
Bagi perusahaan Nabisco penulis menyarankan agar lebih mempublikasikan desain beserta maknanya dalam setiap versi iklan Oreo supaya tidak ada lagi konspirasi buruk mengenai desain Oreo.











DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Ahmadi, Rulam. 2014. Metode Penelitian Kualitatif. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media.

Ardianto, Elvinaro. 2007. Komunikasi Masa Suatu Pengantar. Bandung : Simbiosa Rekatama Media.

Azizy,  Qodry.  2008.  Melawan Globalisasi.  Yogyakarta  : Pustaka  Pelajar

Danesi, Marcel. 2010.  Semiotika  Media.  Yogyakarta  : Jalasutra 
Yogyakarta.

Danesi,  Marcel.  2010.   Pesan,  Tanda  dan   Makna.  Yogyakarta   : 
Jalasutra Yogyakarta.

Fattah,  Sanusi.  2008.  Ilmu  Pengetahuan  Sosial.  Jakarta  : CV. Teguh Karya.

Hirsth, Paul. 2001. Globalisasi Adalah Mitos. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.

Idris, Santoso, Lisdiana, Sulaiman, Syaparman, Ridho, Sakir. 2014. Pedoman Penulisan Skripsi. Palembang : STISIPOL Candradimuka Palembang.

Jefkins, Frank. 1996. Periklanan, Cetakan pertama, Edisi ke-3. Jakarta : PT. Erlangga.

Karisma, 2008. Amandemen Undang – Undang Dasar 1945. Depok : Infra Pustaka.

Morissan. 2013. Teori Komunikasi Individu Hingga Massa.  Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Mulyana, Deddy. 2005. Komunikasi Efektif.  Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Offest Bandung.

Nasrullah, Rulli. 2012. Komunikasi Antarbudaya di Era Budaya Siber. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Nawiroh, Vera. 2014. Semiotika Dalam Riset Komunikasi.  Yogyakarta : Ghalia Indonesia Jogjakarta.

Piliang, A, Yasraf. 2008. Semiotika Komunikasi Visual. Yogyakarta :
Jalasutra  Yogyakarta

Rakhmat, Jalaludin. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Offest Bandung.

Sobur, Alex. 2009.  Semiotika Komunikasi.  Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Offest Bandung.

Suyanto.  2005.  Strategi   Perencanaan  Iklan   Televisi.  Yogyakarta      :
Andi  Yogyakarta.

Suhandang, Kustandi. 2005. Periklanan. Bandung : Nuansa Cendekia
Bandung.

Winarno,  Budi.  2008.  Globalisasi   Peluang   Atau  Ancaman  Bagi   Indonesia. Jakarta : PT. Erlangga.

Skripsi :
D, Faradila Devi. 2015. Brand Ambassador Dalam Iklan Kosmetik Halal (Analisis Semiotika Iklan Televisi Kosmetik Wardah Versi “Dewi Sandra_Exclusive In Paris”). Palembang : STISIPOL Candradimuka Palembang (tidak dipublikasikan).

Anggraini Vidya. 2014. Representasi Bakat Yang Terpendam Dari Seorang Wanita Cantik Tuna Rungu Dalam Film “Ayah Mengapa Aku Berbeda” (Analisis Semiotika terhadap tokoh Dinda Hauw). Palembang: STISIPOL Candradimuka Palembang (tidak dipublikasikan).

Anita Bayu Sumarni. 2007. Talk Show Komedi Di Televisi (Analisis Deskriptif Kualitatif Manifestasi Humor “Empat Mata” di TRANS7 Periode 9 April – 9 Mei 2007). Surakarta: Universitas Sebelas Maret Surakarta (tidak dipublikasikan).

Internet :
Ningsihsuwito. (2015) Bedah Iklan Oreo,
(http://Ningsihsuwito.wordpress.com/2015/05/07/bedah-iklan-oreo.html 
dikutip 08 Januari 2016).

Sihafidh. (2012) Pemasaran Oreo Kalangan Remaja,
(http://sihafidh.blogspot.co.id/2012/07/pemasaran-oreo-kalangan-remaja.html
dikutip 17 Desember 2015).
Pradipta, Aditya. (2012) Globalisme,
(http://pradipta-aditya-fisip12.web.unair.ac.id/2013/03/19/globalisme.html
Dikutip 11 Februari 2016).

Fadillah, Hasna (2015) iklan Oreo dalam bentuk kartun,                       (http://medium-project-wordpress.com/2015/10/02/iklan-Oreo-dalam-bentuk-kartun.html
Dikutip 17 Maret 2016).

Tina (2015) bayangkanku beri Oreo,
(http://orato-wordpress.com/2015/09/22/bayangkanku-beri-Oreo.html
Dikutip 29 Maret 2016).

Qirana (2012) Karakter animasi,
(http://qirana-woedpress.com/2012/04/02/karakter-animasi.html
Dikuip 10 Januari 2016).

Wildan (2013) Globalisasi,
(http://globalisasi.blogspot.co.id/2013/10/09/Globalisasi.html
Dikutip 19 Januari 2016).

(http://youtube.com/watch,
Dikutip 29 Maret 2016).

(http://wikipedia.org/Owl-city,
Dikutip 30 Maret 2016.